![]() |
Sirih Pinang (foto Antara Kalteng |
Banyuasin Pos – Sirih, bagi Orang Melayu Banyuasin (OMB), bukan sekadar daun. Ia adalah lambang persaudaraan, harmoni, dan kedamaian yang diwariskan turun-temurun. Dahulu, hampir di setiap pertemuan adat, sirih selalu hadir di tengah masyarakat—dihidangkan dengan penuh makna dan diterima dengan sukacita.
Namun, zaman yang terus bergerak pelan-pelan menggeser kebiasaan ini. Tradisi makan sirih kini jarang dijumpai, terutama di kalangan generasi muda. Sirih yang dulu menjadi simbol kebersamaan, kini lebih sering dianggap kuno dan ketinggalan zaman.
Modernisasi, globalisasi, hingga derasnya arus urbanisasi membawa dampak besar. Anak-anak muda OMB lebih akrab dengan minuman kemasan dan jajanan modern ketimbang mengenal filosofi di balik selembar daun sirih. Banyak pula keluarga yang berpindah ke kota besar demi pekerjaan atau pendidikan, membuat ikatan tradisional semakin renggang.
“Kalau dulu, setiap tamu datang, sirih pasti disuguhkan. Sekarang, sudah jarang sekali,” tutur seorang tokoh masyarakat di Banyuasin dengan nada lirih. Bagi generasi tua, hilangnya kebiasaan ini terasa seperti kehilangan bagian dari jati diri.
Meski begitu, harapan belum sepenuhnya padam. Sekolah-sekolah di Banyuasin diharapkan bisa ikut mengenalkan kembali nilai budaya makan sirih kepada siswa. Selain itu, komunitas budaya juga dapat menghidupkan kembali tradisi ini melalui lokakarya, acara adat, hingga festival tahunan yang melibatkan anak muda.
Pelestarian warisan budaya memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan sinergi antara masyarakat, tokoh adat, hingga pemerintah daerah untuk menciptakan ruang yang mendukung. Sebab, sirih bukan sekadar warisan benda, melainkan simbol kebersamaan yang telah menjadi identitas Orang Melayu Banyuasin selama ratusan tahun.
Di tengah derasnya arus zaman modern, menjaga sirih tetap hidup berarti menjaga akar budaya agar tidak tercabut. Warisan ini semestinya tidak hanya dikenang, tapi juga diteruskan kepada generasi mendatang, agar tetap menjadi kebanggaan Banyuasin (***)