-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Rosan Roeslani: Dari Bursa ke Danantara

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10.30 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-18T03:30:00Z
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani 

Pada Februari 2025, nama Rosan Perkasa Roeslani menjadi pusat perhatian. Nama yang sudah akrab sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM dan pengusaha sukses itu kini menempati kursi baru: Chief Executive Officer Danantara Indonesia, lembaga pengelola investasi negara yang disebut-sebut sebagai “sovereign wealth fund” versi Indonesia. Penunjukan itu bukan kejutan besar — justru semacam penegasan bahwa pemerintah masih menaruh kepercayaan pada naluri bisnis dan jejaring internasional Rosan.

Lahir di Jakarta, 31 Desember 1968, Rosan menempuh pendidikan di luar negeri: Oklahoma State University dan Antwerp European University. Dari kampus itulah ia menimba semangat efisiensi dan visi global yang kemudian mewarnai kariernya. Bersama Sandiaga Uno dan Elvin Ramli, ia mendirikan Recapital Group pada akhir 1990-an — sebuah firma keuangan yang tumbuh cepat, menembus lini bisnis asuransi, properti, media, hingga energi. Jejak itu memperlihatkan Rosan sebagai tipikal pengusaha generasi baru: berani mengambil risiko, tetapi piawai membaca arah angin regulasi.

Namanya makin melambung ketika memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada 2015. Di masa kepemimpinannya, Kadin tidak hanya menjadi corong dunia usaha, tapi juga mitra pemerintah dalam banyak kebijakan strategis. Rosan piawai memainkan peran ganda: menjadi juru bicara pengusaha sekaligus jembatan diplomatik bagi investor luar negeri. Dari ruang rapat di Jakarta hingga forum ekonomi di Davos, Rosan membawa wajah Indonesia yang luwes dan percaya diri di hadapan dunia bisnis global.

Kariernya lalu menyeberang ke ranah diplomatik. Pada 2021, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Dua tahun kemudian, ia masuk kabinet sebagai Wakil Menteri BUMN, sebelum akhirnya dipercaya menjadi Menteri Investasi merangkap Kepala BKPM. Kombinasi jabatan publik dan bisnis itu membuatnya sering disebut sebagai “hibrida sempurna” antara birokrat dan entrepreneur — dua dunia yang jarang bisa berdamai dalam satu tubuh.

Kini, sebagai CEO Danantara, Rosan memegang kendali atas lembaga yang diharapkan mampu mengubah wajah investasi nasional. Ia menjanjikan tata kelola yang transparan dan profesional, serta menjalin kerja sama internasional untuk menghimpun dana jumbo dari luar negeri. Dalam beberapa pernyataan, Rosan menyebut Danantara telah mengamankan komitmen investasi sekitar USD 7 miliar, dan menargetkan tambahan USD 10 miliar dari bank asing. Ia juga menggagas Danantara Trust Fund, wadah sosial dengan target dana USD 1 miliar dalam lima tahun.

Namun, di balik rencana besar itu, publik menaruh ekspektasi yang tak kecil. Posisi rangkapnya — sebagai Menteri Investasi sekaligus CEO lembaga pengelola dana negara — memunculkan pertanyaan tentang batas antara regulator dan pelaksana. Rosan menanggapinya dengan tenang. “Selama semua transparan dan akuntabel, tidak ada konflik,” ujarnya suatu kali. Seperti di masa-masa sebelumnya, Rosan tampak masih setia pada prinsip lamanya: bergerak cepat, berpikir besar, dan menatap jauh ke depan — bahkan ketika banyak orang masih sibuk menimbang-nimbang langkah pertama (***) 
×
Berita Terbaru Update