-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Mengelola Perilaku Siswa: Membangun Kelas yang Nyaman dan Produktif

Kamis, 09 Oktober 2025 | 07.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-09T00:00:00Z
Ilustrasi

Banyuasin Pos - Mengelola perilaku siswa bukan sekadar soal menegakkan aturan di kelas. Lebih dari itu, ini adalah seni sekaligus strategi untuk menciptakan suasana belajar yang tertib, aman, dan menyenangkan. Guru berperan sebagai pengarah sekaligus teladan yang membimbing siswa agar perilakunya mendukung proses pembelajaran.


Langkah awal dimulai dari aturan kelas. Aturan ini ibarat rambu lalu lintas yang membantu semua orang bergerak dengan tertib. Guru perlu merumuskannya dengan jelas—misalnya tentang tata cara berbicara, penggunaan gawai, atau bagaimana menghargai teman sekelas. Agar lebih bermakna, aturan sebaiknya ditulis dengan bahasa yang sederhana dan dipahami oleh siswa.


Namun, aturan saja tidak cukup. Guru perlu memperkenalkan aturan tersebut dengan cara yang hangat dan komunikatif. Siswa perlu tahu bukan hanya “apa yang boleh dan tidak boleh”, tetapi juga alasan di balik aturan itu serta konsekuensi jika dilanggar. Penjelasan yang baik membuat siswa lebih mudah menerima dan merasa dihargai.


Selain itu, penguatan positif menjadi kunci penting. Memberikan apresiasi—sekadar pujian tulus atau pengakuan sederhana—dapat memotivasi siswa untuk terus berperilaku baik. Hal-hal kecil seperti “Terima kasih sudah mendengarkan dengan baik” bisa berdampak besar pada suasana kelas.


Komunikasi terbuka juga tidak boleh dilupakan. Guru perlu mendengar suara siswa, memberi ruang bagi mereka untuk berbicara tentang perasaan atau pandangannya. Dengan begitu, siswa merasa dihargai, bukan hanya “diatur”. Suasana kelas pun lebih demokratis dan kondusif. 


Hal penting lainnya adalah konsistensi. Aturan akan kehilangan makna jika hanya berlaku untuk sebagian siswa. Perlakuan yang adil dan konsisten membuat siswa merasa aman dan percaya bahwa kelas dikelola secara objektif. 


Tentu saja, guru juga harus menjadi teladan. Siswa sering kali meniru sikap gurunya. Bila guru menunjukkan sikap disiplin, menghormati orang lain, dan menjaga ketenangan, besar kemungkinan siswa pun akan mencontohnya. 


Tak jarang konflik muncul di kelas. Di sinilah kemampuan guru dalam menyelesaikan masalah diuji. Mendengarkan semua pihak, mencari akar persoalan, lalu membimbing siswa menemukan solusi bersama adalah langkah yang jauh lebih efektif daripada sekadar memberi hukuman.


Selain itu, perlu diingat bahwa setiap siswa berbeda. Ada yang aktif, ada yang pendiam; ada yang mudah memahami aturan, ada pula yang butuh pendekatan khusus. Guru yang memahami keberagaman ini akan lebih bijak dalam mengambil langkah pengelolaan perilaku.


Dan tentu saja, kerja sama dengan orang tua menjadi bagian penting. Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua dapat menciptakan dukungan berlapis untuk membentuk perilaku positif siswa, baik di sekolah maupun di rumah.


Akhirnya, pengelolaan perilaku siswa bukan sekadar tentang menjaga ketertiban, tetapi juga membangun lingkungan belajar yang sehat. Jika dijalankan dengan konsisten, penuh empati, dan melibatkan semua pihak, kelas akan menjadi tempat di mana siswa merasa aman, fokus, dan berkembang secara optimal (***) 


×
Berita Terbaru Update