Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Banyuasin Wajib Tahu! Ini Makna Mendalam dari Moto ‘Sedulang Setudung

Minggu, 28 September 2025 | 09.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-28T02:00:00Z
Tugu Selamat Datang di Kota Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin 
Banyuasin Pos Moto “Sedulang Setudung” sudah lama melekat di hati masyarakat Banyuasin. Ungkapan sederhana itu ternyata menyimpan filosofi yang dalam. Ia bukan sekadar semboyan, melainkan cermin cara hidup orang Banyuasin yang menjunjung kebersamaan, gotong royong, dan rasa saling melindungi. Dari desa hingga kota, moto ini menjadi perekat yang mengikat identitas kultural masyarakat.

Kata “sedulang” merujuk pada sebuah nampan kayu, benda yang dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk menyajikan hidangan. Nampan kayu itu melambangkan fondasi kokoh dalam membangun apa pun, baik keluarga, komunitas, maupun daerah. Kayu yang lentur namun kuat menjadi simbol kearifan dalam memanfaatkan kekayaan alam secara bijaksana. Bagi masyarakat Banyuasin, kayu bukan sekadar bahan, tetapi juga lambang kehidupan yang mesti dijaga kelestariannya.

Sementara itu, “setudung” mengandung makna perlindungan. Seperti tudung yang menaungi dari panas dan hujan, kata ini menggambarkan bagaimana masyarakat Banyuasin saling melindungi satu sama lain. Dalam praktiknya, nilai itu hadir lewat semangat gotong royong, solidaritas sosial, hingga kebersamaan dalam menghadapi tantangan zaman. Moto ini mengajarkan bahwa sebuah daerah hanya akan kuat bila warganya saling menopang.

Tak hanya menjadi semboyan, “Sedulang Setudung” sudah menjelma sebagai identitas lokal yang kuat. Banyak warga merasakan kebanggaan saat menyebut diri sebagai bagian dari Banyuasin yang berpegang pada moto itu. Ia menjadi semacam panggilan batin, yang mengingatkan setiap orang untuk tetap setia pada akar budaya sekaligus terbuka terhadap perubahan.

Lebih jauh, moto ini juga berperan menjaga warisan budaya. Di tengah arus modernisasi, ia menjadi pengingat agar tradisi dan kearifan lokal tidak terkikis. Nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur—seperti menghormati alam, bekerja sama, dan menjunjung persatuan—terus hidup dalam moto ini. Karena itu, “Sedulang Setudung” bukan sekadar kata-kata, melainkan pedoman moral yang terus relevan lintas generasi.

Kebanggaan terhadap moto ini juga punya dampak nyata bagi pembangunan. Identitas lokal yang kuat mampu menjadi magnet bagi wisatawan maupun investor. Banyuasin tampil dengan wajah yang khas, berbeda dari daerah lain, dan itulah daya tarik yang bernilai tinggi. Dengan mengedepankan filosofi “Sedulang Setudung”, Banyuasin menampilkan diri sebagai daerah yang ramah, kompak, dan menjunjung persaudaraan (***) 
×
Berita Terbaru Update