![]() |
Ilustrasi Pindang Udang Banyuasin |
Banyuasin Pos – Setiap daerah punya cerita dalam masakan, dan Banyuasin salah satunya. Dari sekian banyak kuliner khas, Pindang Udang menempati ruang istimewa di hati masyarakat. Bukan sekadar hidangan, ia adalah simbol keakraban di meja makan, di mana keluarga dan sahabat berkumpul sambil bercakap santai ditemani aroma kuah yang menggoda.
Pindang Udang hadir dengan bahan yang sederhana. Hanya dua ekor udang berukuran besar yang dipadukan dengan bumbu sehari-hari: bawang merah, bawang putih, cabai merah, gula, garam, asam jawa, hingga sedikit penyedap. Namun, kesederhanaan itu justru menjadikannya istimewa. Resep turun-temurun ini memperlihatkan bagaimana orang Banyuasin memuliakan hasil laut dengan racikan bumbu alami.
Proses memasaknya pun penuh kesabaran. Setelah udang dibersihkan, semua bumbu dihaluskan lalu dimasak bersama air. Gula, garam, dan air asam jawa menambah harmoni rasa: ada manis, asin, asam, dan pedas yang berpadu. Sekitar tiga puluh menit kuah mendidih di atas api, hingga aroma khas mulai menguar—sinyal bahwa masakan siap disantap.
Pindang Udang bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman. Setiap suapan menghadirkan cita rasa yang segar, seakan membawa kita langsung ke pesisir Banyuasin, di mana nelayan pulang membawa hasil tangkapan dan ibu-ibu di dapur mengolahnya dengan penuh cinta.
Tak jarang, menu ini menjadi pilihan utama saat ada acara keluarga atau pertemuan adat. Kehadirannya dipercaya mampu mencairkan suasana, menghadirkan senyum, dan mengikat rasa kebersamaan. Di situlah nilai humanis kuliner ini: ia bukan hanya makanan, melainkan juga perekat sosial.
Bagi yang belum pernah mencoba, Pindang Udang bisa menjadi pintu masuk untuk mengenal lebih dekat budaya Banyuasin. Setiap sendok kuahnya menyimpan cerita: tentang laut, tentang tanah, dan tentang orang-orang yang menjaga warisan leluhur lewat masakan.
Pindang Udang mengajarkan kita bahwa resep sederhana pun bisa jadi kekayaan besar, asalkan dimasak dengan hati. Seperti halnya Banyuasin yang terus tumbuh, kuliner ini tetap hidup, menanti untuk dinikmati siapa saja yang ingin merasakan hangatnya cita rasa lokal.
Resep Pindang Udang Khas Banyuasin
Bahan Utama:
-
Udang besar segar 2 ekor
Bumbu-bumbu:
- 4 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 6 buah cabai merah (bisa disesuaikan tingkat pedasnya)
- ½ sendok teh gula pasir
- 1 sendok teh garam
- ½ sendok teh penyedap rasa
- Asam jawa sebesar ibu jari (larutkan dengan sedikit air)
Cara Memasak:
- Bersihkan udang hingga benar-benar segar tanpa kotoran.
- Haluskan bawang merah, bawang putih, dan cabai merah.
- Siapkan wajan berisi ±1 liter air, lalu masukkan bumbu yang sudah dihaluskan.
- Tambahkan gula, garam, larutan asam jawa, dan penyedap rasa.
- Rebus hingga air mendidih dan bumbu meresap, sekitar 30 menit.
- Masukkan udang, masak sampai matang dan kuah berubah harum menggoda.
- Angkat, lalu sajikan selagi hangat.
Catatan:
Pindang udang paling nikmat disantap bersama nasi putih hangat. Bila suka, bisa ditambahkan irisan nanas atau tomat segar untuk menambah cita rasa segar dan asam manis yang khas (***)