Rocky Gerung
Banyuasin Pos – Akademisi Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam dalam sebuah forum dialog publik yang digelar Polri pada Senin (29/9/2025). Dalam diskusi bertajuk “Hak Asasi vs Ketertiban Umum di Demonstrasi: di Mana Batasnya?”, Rocky menyinggung persoalan yang menurutnya menjadi salah satu sumber kemarahan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
Ia menyebut dua hal yang belakangan ramai diperbincangkan, yakni isu “Fufufafa” dan dugaan ijazah palsu. Keduanya, menurut Rocky, telah menimbulkan ketidakpercayaan publik yang semakin menguat. “Kalau sekarang orang marah ke polisi, ya karena dua isu itu terus berputar di kepala publik,” ujarnya.
Rocky tak menutup mata, dirinya juga kerap dituding dekat dengan kepolisian. Ia menyampaikan bahwa sebagian masyarakat sipil bahkan menuding dirinya sudah “dibeli” oleh aparat. Tuduhan serupa juga sering diarahkan pada aktivis, dosen, hingga jurnalis yang dianggap punya kedekatan dengan pihak kepolisian.
“Kalau saya mengkritik, itu juga kritik pada lingkungan saya sendiri. Ada anggapan bahwa siapa pun yang punya hubungan dengan kepolisian pasti patut dicurigai,” kata Rocky.
Ia menegaskan, persepsi semacam ini muncul karena publik merasa tidak pernah mendapat jawaban tuntas atas isu-isu sensitif, termasuk soal ijazah palsu maupun istilah Fufufafa yang belakangan jadi bahan sindiran. “Selama isu ini tidak dijelaskan secara terang benderang, publik akan terus merasa ada yang ditutupi,” ucapnya.
Pernyataan Rocky dalam forum itu sontak menjadi bahan diskusi lanjutan di ruang publik, baik di media sosial maupun kalangan akademisi. Banyak yang menilai bahwa suara Rocky mencerminkan keresahan masyarakat yang merasa tidak puas dengan cara kepolisian merespons kritik.
Meski begitu, Rocky tetap memilih berada di jalur diskusi. Ia menilai, dialog terbuka seperti yang digelar Polri hari itu seharusnya bisa menjadi ruang untuk saling mendengarkan, bukan sekadar formalitas.
“Polisi jangan alergi pada kritik. Justru dari sana, ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengembalikan kepercayaan masyarakat,” tutupnya (***)