Notification

×

Iklan

Iklan

Program Makan Gratis Berujung Petaka, Wakil Kepala BGN Akhirnya Menangis

Sabtu, 27 September 2025 | 08.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-27T01:00:00Z

 

Nanik S. Detang (foto Kompas.com) 

Banyuasin Pos – Suasana konferensi pers di Jakarta mendadak hening ketika Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, tak kuasa menahan tangis. Dengan suara bergetar, ia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ribuan siswa sekolah.


“Dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf. Saya seorang ibu, dan melihat gambar anak-anak sakit hati saya ikut hancur,” ucap Nanik sambil menyeka air mata, Jumat (26/9).


Nanik menegaskan insiden ini bukan hanya soal data dan laporan, melainkan menyangkut nyawa anak-anak. “Satu nyawa pun sakit, itu sudah tanggung jawab kami. Kami harus memperbaikinya total agar tidak terulang,” katanya. Ia juga menyatakan BGN siap menanggung penuh kesalahan dalam kasus ini dan berkomitmen memperketat pengawasan, khususnya di dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi pelaksana program MBG.


Data resmi BGN per 22 September mencatat 4.711 korban keracunan yang tersebar di berbagai wilayah. Dari jumlah itu, Jawa menjadi penyumbang terbesar dengan 2.606 korban, disusul Sumatra 1.281 orang, serta Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTT, Maluku, dan Papua dengan total 824 orang. Namun, catatan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) justru lebih tinggi. Hingga 21 September, mereka mencatat 6.452 kasus, dengan angka terbesar di Jawa Barat (2.012 orang) dan DI Yogyakarta (1.047 orang). Kasus terbaru bahkan kembali terjadi di Sumedang, Jawa Barat, Jumat ini, dengan 103 siswa keracunan setelah menyantap menu MBG.


Akibat skala keracunan yang meluas, sedikitnya dua daerah sudah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yakni Kabupaten Bandung Barat dan Mamuju, Sulawesi Barat. Pemerintah daerah di beberapa wilayah pun mengambil langkah cepat, termasuk menutup sementara dapur penyedia MBG.


Di hadapan publik, Nanik berulang kali menekankan bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran besar bagi BGN. “Anak-anak se-Indonesia adalah tanggung jawab kami. Kami berjanji insiden seperti ini tidak akan terulang,” tegasnya. Tangis Nanik sore itu menjadi potret betapa beratnya beban tanggung jawab yang dipikul. Bukan sekadar jabatan, melainkan amanah untuk menjaga kesehatan generasi penerus bangsa. Kini, masyarakat menanti janji perbaikan nyata, agar program makan bergizi gratis tidak lagi berubah menjadi mimpi buruk bagi para orang tua (***) 

×
Berita Terbaru Update