![]() |
Presiden Prabowo Subianto |
Banyuasin Pos – Isu reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi perbincangan hangat di Jakarta. Kabar terbaru menyebutkan ada tujuh nama yang digadang-gadang bakal masuk ke dalam jajaran menteri maupun wakil menteri. Nama-nama itu datang dari berbagai latar belakang, mulai dari politisi, akademisi, hingga purnawirawan militer.
Salah satu nama yang ikut terseret dalam daftar adalah Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko. Namun, saat dimintai tanggapan, Budiman terlihat terkejut.
“Wah, saya benar-benar tidak tahu soal ini. Maaf sekali, saya tidak tahu menahu,” ujarnya singkat ketika dihubungi pada Rabu (10/9/2025).
Nada serupa juga datang dari Wakil Presiden Partai Buruh, Said Salahudin. Saat ditanya mengenai isu pelantikan itu, ia hanya menjawab pendek: “Saya belum tahu.”
Meski begitu, kabar yang beredar cukup kencang. Tujuh nama yang disebut-sebut bakal dilantik antara lain:
1. Grace Natalie (Politikus PSI)
2. Arif Satria (Akademisi IPB)
3. Said Iqbal (Presiden KSPI, Politikus Partai Buruh)
4. Puteri Komarudin (Politikus Golkar)
5. Dr. MS Komber (Akademisi Papua)
6. Budiman Sudjatmiko (Kepala BP Taskin)
7. Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman (mantan KSAD).
Seperti diketahui, Presiden Prabowo sebelumnya sudah mengganti sejumlah posisi strategis di Kabinet Merah Putih. Lima menteri tercatat diganti, mulai dari Menko Polhukam, Menteri Keuangan, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala BP2MI, Menteri Koperasi, hingga Menpora.
Pergantian ini disebut sebagai bagian dari upaya Presiden memperkuat arah kebijakan pemerintahannya, terutama dalam hal percepatan program prioritas.
Bagi publik, reshuffle kali ini bukan sekadar pergantian kursi, melainkan cerminan dari dinamika politik yang terus bergerak.
Kini, masyarakat tinggal menunggu kepastian. Apakah benar tujuh nama itu akan segera diumumkan di Istana? Atau kabar ini hanya sekadar isu politik yang cepat hilang ditelan waktu?
Satu hal yang pasti, setiap kali isu reshuffle mencuat, harapan rakyat pun ikut menyertainya: semoga siapa pun yang dipilih Presiden, benar-benar bisa bekerja untuk kepentingan masyarakat, bukan sekadar memenuhi peta kekuasaan (***)