![]() |
Akun TikTok @exploremuba |
Banyuasin Pos – Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan Kota Prabumulih. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah SPd MSi, resmi dicopot dari jabatannya pada Senin (15/9/2025). Keputusan ini dinilai mendadak dan menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.
Roni sendiri dikenal luas sebagai kepala sekolah yang nyentrik, penuh terobosan, serta berhasil membawa nama baik SMPN 1 Prabumulih lewat segudang prestasi. Tak heran jika pemberhentian tersebut membuat banyak pihak kaget dan kecewa.
Isu yang berkembang di media sosial menyebut, pencopotan Roni diduga karena ia pernah menegur seorang anak pejabat daerah yang memarkirkan mobil di lapangan sekolah. Teguran itulah yang kemudian dikaitkan dengan pencopotannya.
Warganet Ramai-ramai Protes
Video terkait pencopotan Roni yang diunggah akun TikTok @exploremuba langsung dibanjiri komentar. Mayoritas warganet menilai keputusan tersebut tidak adil.
Akun @amy..014 menuliskan, “Yang seharusnya dipecat anak walikota, bukan kepala sekolahnya. Bersatulah orang tua dan murid. Tuntut ke dinas pendidikan agar guru tersebut kembali menjabat.”
Nada serupa disampaikan akun @TERONG BELANDO yang menulis, “Udah kelewatan pejabatnya, mentang-mentang.”
Akun @Sultan Junaidi menambahkan, “Nih yang begini-begini harus dikasih pelajaran bapaknya.”
Sementara akun @Eka Freedom berkomentar, “Periksa harta kekayaan walikota dan kadis.”
Desakan ke Pejabat Daerah
Tak hanya itu, beberapa akun juga terang-terangan menyinggung peran pejabat daerah. Akun @fiuewww menulis, “SMA aja belum boleh bawa mobil, apalagi anak SMP. Coba KPK tolong dicek. Walikotanya tidak berlaku adil, harus jadi contoh baik untuk masyarakat.”
Akun @Sus Mianah lebih tegas lagi dengan komentarnya, “Copot walikotanya.”
Hal senada disuarakan akun @N Yan, “Copot juga walikotanya.”
Bahkan akun @Aquarius mengajak netizen lain untuk menandai pejabat, “Tag nama walikotanya.”
Gelombang Dukungan
Ratusan komentar bernada protes itu menjadi bentuk solidaritas bagi Roni Ardiansyah. Sosoknya yang dianggap berdedikasi dalam dunia pendidikan mendapat pembelaan penuh dari warganet.
“Parah, guru teladan dicopot hanya karena menegakkan aturan. Ini tamparan buat dunia pendidikan kita,” tulis salah satu akun.
Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin kritis dan berani bersuara ketika melihat ketidakadilan, terlebih di sektor pendidikan. Bagi mereka, seorang pendidik yang berintegritas seharusnya dilindungi, bukan justru disingkirkan (***)