Notification

×

Iklan

Iklan

Ferry Juliantono: Dari Aktivis Jalanan ke Menteri Koperasi

Rabu, 10 September 2025 | 13.30 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-10T06:30:00Z
Menteri Koperasi Ferry Juliantono 

Nama Ferry Juliantono belakangan jadi perbincangan publik setelah Presiden Prabowo Subianto resmi melantiknya sebagai Menteri Koperasi menggantikan Budi Arie Setiadi. Buat sebagian orang, Ferry mungkin terdengar seperti “wajah baru” di kabinet. Tapi sesungguhnya, perjalanan hidupnya panjang, penuh warna, bahkan berliku.


Ferry lahir di Jakarta, 27 Juli 1967. Ia menempuh kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, mengambil jurusan akuntansi. Belum puas dengan ilmunya, ia melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Indonesia, mengambil Hubungan Internasional dengan fokus pada Ekonomi Politik Internasional. Jadi, urusan teori ekonomi-politik bukan hal baru baginya.


Tapi Ferry bukan tipe orang yang hanya nyaman di balik meja atau sibuk menekuni buku. Sejak muda, ia lebih banyak turun ke jalan bersama petani, buruh, dan nelayan. Ia lama bergiat di organisasi agraria, bahkan dipercaya menjadi Ketua Umum Dewan Tani Indonesia sejak 2005. Dari situ, ia makin dikenal sebagai aktivis yang membela kelompok akar rumput.


Pernah juga ia berurusan dengan penjara. Tahun 2008, Ferry ditetapkan sebagai tahanan politik usai memimpin aksi menolak kenaikan harga BBM di masa Presiden SBY. Bagi Ferry, risiko itu bagian dari konsekuensi perjuangan. Bukannya mundur, pengalaman itu justru menguatkan reputasinya sebagai aktivis yang tak gentar memperjuangkan rakyat kecil.


Karier politik Ferry menanjak setelah bergabung dengan Partai Gerindra. Kini ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP, posisi penting yang membuatnya cukup dekat dengan Prabowo. Dari situlah Ferry kemudian dipercaya mengisi kursi Wakil Menteri Koperasi, sebelum akhirnya naik menjadi Menteri.


Banyak yang menilai, posisi ini sejalan dengan jejak langkah Ferry selama ini. Koperasi dan UMKM adalah ruang nyata untuk memberdayakan rakyat kecil, sesuatu yang sudah lama menjadi napas perjuangannya. Dari jalanan ke istana, Ferry membawa satu benang merah yang konsisten: keberpihakan pada rakyat (***) 


×
Berita Terbaru Update