Notification

×

Iklan

Iklan

Drama di Ancol! Muktamar PPP Ricuh, Mardiono Justru Terpilih Aklamasi

Minggu, 28 September 2025 | 06.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-27T23:00:00Z
Ketua Umum PPP Mardiono 

Banyuasin Pos – Suasana hangat dan penuh dinamika mewarnai Muktamar ke-10 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlangsung di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025). Dari forum tertinggi partai yang digelar setiap lima tahun sekali itu, Muhammad Mardiono akhirnya kembali didapuk menjadi Ketua Umum.


Keputusan ini diambil secara aklamasi setelah sempat terjadi perdebatan sengit di arena muktamar. Pimpinan sidang, Amir Uskara, mengetuk palu pada Sabtu malam, menandai sahnya penetapan Mardiono sebagai Ketua Umum PPP untuk periode 2025–2030. “Saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi,” ucap Amir.


Meski agenda muktamar sejatinya dijadwalkan berlangsung hingga Senin (29/9), proses pemilihan dipercepat. PPP menyebut langkah ini sebagai upaya penyelamatan partai di tengah kondisi darurat, setelah pembukaan forum sempat diwarnai ketegangan antar kader.


Mardiono sendiri bukan sosok baru di pucuk pimpinan. Ia sebelumnya sudah menjabat sebagai pelaksana tugas ketua umum sejak September 2022, menggantikan Suharso Monoarfa yang diberhentikan pasca kontroversi pidato soal amplop Kiai. Kini, ia resmi memimpin partai dengan mandat penuh hasil muktamar.


Muktamar ke-10 bukan hanya bicara soal siapa yang duduk di kursi ketua umum. Forum ini juga menjadi ajang merumuskan arah kebijakan partai lima tahun ke depan, menentukan kepengurusan baru, sekaligus mencari strategi mengembalikan kejayaan PPP.


Sebagaimana diketahui, PPP tengah menghadapi tantangan berat setelah gagal menembus parlemen pada Pemilu 2024. Partai berlambang Ka’bah ini hanya meraih 5.878.777 suara atau 3,87 persen, sedikit di bawah ambang batas 4 persen. Kekalahan ini menorehkan sejarah baru: untuk pertama kalinya sejak berdiri tahun 1973, PPP tidak memiliki wakil di Senayan.


Kini, di bawah kepemimpinan Mardiono, PPP memikul beban sejarah sekaligus harapan besar. Muktamar ke-10 menjadi titik balik—apakah partai mampu bangkit dari keterpurukan, atau justru semakin tenggelam di tengah persaingan politik tanah air (***) 

×
Berita Terbaru Update