Banyuasin Pos – Senin (15/9/2025) sore, halaman depan Gedung DPR/MPR RI dipenuhi ratusan orang yang menggelar aksi damai. Mereka membawa spanduk dan pengeras suara, menyuarakan penolakan terhadap wacana reformasi kepolisian. Meski panas terik dan sesekali diselingi hujan rintik, massa tetap bersemangat.
Abjan Said, koordinator lapangan aksi, menegaskan bahwa istilah reformasi untuk polisi terasa berlebihan. Menurutnya, peran Polri masih sangat dibutuhkan, meski tentu tidak lepas dari berbagai kekurangan. “Polisi memang ada cacatnya, tapi kalau langsung dibilang harus direformasi total, itu seperti menghapus semua yang sudah mereka lakukan,” ucap Abjan.
Ia menilai kerusuhan pada demonstrasi bulan lalu lebih disebabkan ulah provokator, bukan semata kesalahan aparat. “Kalau mau adil, semua instansi juga punya catatan kelam. Jangan hanya polisi yang dijadikan kambing hitam,” tambahnya.
Alih-alih reformasi, Abjan menawarkan istilah restorasi kepolisian. Menurutnya, pilihan kata ini lebih bersifat membangun, bukan meruntuhkan. “Restorasi artinya memperbaiki, memperkuat. Polisi tidak perlu dirombak habis-habisan, cukup diperbaiki dari dalam agar semakin dipercaya rakyat,” ujarnya.
Wacana reformasi Polri memang sedang hangat setelah Presiden Prabowo Subianto menyetujui pembentukan tim khusus. Usulan itu datang dari sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa. Mantan Ketua Umum PGI, Gomar Gultom, bahkan menyebut Presiden telah memiliki gambaran awal terkait konsep reformasi tersebut.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menambahkan, ada tiga hal penting yang harus masuk dalam agenda perubahan: penguatan ruang digital, perlindungan hak asasi manusia, serta mekanisme pengawasan. Tiga poin ini dinilai menjadi kunci agar polisi bisa lebih transparan sekaligus profesional.
Kini publik menunggu arah kebijakan yang akan dipilih pemerintah: apakah reformasi besar-besaran, atau restorasi perlahan tapi menyeluruh? Yang jelas, masyarakat berharap polisi tetap menjadi penopang keamanan sekaligus mitra yang humanis bagi rakyatnya (***)



