![]() |
Ilustrasi |
Dalam keseharian, kita sering berhadapan dengan hal-hal yang sebenarnya jelas, tapi tetap saja ada orang yang ingin membungkusnya dengan kata-kata rumit. Padahal, kejujuran, misalnya, tak memerlukan teori panjang. Saat seseorang berkata benar, kita bisa merasakannya dari ketulusan matanya, dari kesederhanaan sikapnya. Tak ada dalil atau buku tebal yang lebih meyakinkan daripada itu.
Kesederhanaan semacam ini justru sering jadi penuntun di tengah hiruk pikuk kehidupan. Kita kadang terlalu sibuk mencari alasan, membangun argumen, hingga lupa bahwa beberapa hal memang tak perlu didebat. Cinta seorang ibu, ketulusan sahabat, atau bahkan rasa lega ketika hujan reda—semuanya adalah kebenaran yang bisa langsung dipahami, tanpa harus diseret ke meja penjelasan.
Barangkali, itulah pesan yang ingin ditegaskan oleh kalimat Latin itu. Bahwa tidak semua hal mesti dirumitkan. Ada kebenaran yang cukup untuk dihayati, bukan dijelaskan. Ada kebijaksanaan yang justru lahir dari diam, dari menerima bahwa sebagian hal memang sudah terang sejak awal. Dan mungkin, dalam kesederhanaan itulah kita bisa menemukan rasa tenang yang selama ini kita cari (***)