Notification

×

Iklan

Iklan

Pasar Bukan Sekadar Gedung, Tapi Nafas Rakyat

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08.54 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-21T01:55:37Z

Oleh: Redaksi Banyuasin Pos

Rencana Pemkab Banyuasin menutup Pasar Pangkalan Balai dan merelokasikannya ke Pasar Cangkring menimbulkan keresahan tersendiri bagi pedagang kecil. Pasar yang sudah puluhan tahun menjadi pusat ekonomi rakyat ini, ibarat jantung yang mengalirkan darah ke seluruh sendi kehidupan warga. Ketika jantung itu dipaksa berhenti, maka seluruh tubuh pun bisa melemah.


Pedagang tentu was-was. Pasar Pangkalan Balai memang penuh sesak, semrawut, bahkan kadang macet. Tetapi di situlah denyut ekonomi rakyat kecil hidup. Ada pedagang sayur, ikan, beras, pakaian, hingga tukang ojek yang setia menunggu penumpang. Di pasar itulah rezeki dipungut dari keringat setiap pagi.


Relokasi ke Pasar Cangkring sebenarnya niat baik pemerintah untuk memberi fasilitas lebih layak. Namun, apakah sekadar memindahkan pedagang ke gedung baru otomatis menjamin pembeli akan datang? Rakyat kecil tahu jawabannya: tidak. Pasar bukan sekadar bangunan megah, melainkan soal lokasi, akses, dan kebiasaan sosial warga yang bertahun-tahun terbentuk.


Jika pemerintah hanya memikirkan gedung, sementara tidak menyiapkan strategi agar Pasar Cangkring ramai, maka yang akan terdengar bukan hiruk pikuk tawar-menawar, melainkan bunyi angin berdesir di kios-kios kosong. Pedagang rugi, pembeli malas, tukang ojek kehilangan penumpang. Ekonomi yang mestinya hidup justru bisa mati suri.


Di titik inilah seharusnya Pemkab hadir dengan pendekatan bijak. Jangan hanya menutup satu pasar lalu membuka yang lain, tanpa memberi jaminan bahwa roda ekonomi tetap berputar. Program pendampingan, insentif, dan kampanye belanja di pasar baru perlu digencarkan. Bukan sekadar instruksi sepihak.


Sebab pasar adalah urat nadi rakyat kecil. Menutup satu urat nadi tanpa memastikan yang lain berfungsi, sama saja dengan mencekik perlahan. Semoga Pemkab Banyuasin tidak lupa: yang dibutuhkan rakyat bukan gedung baru semata, melainkan ruang untuk tetap hidup dengan rezeki yang halal dan bermartabat (***) 

×
Berita Terbaru Update