![]() |
Tragedi tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun yang terlindas kendaraan taktis Brimob saat aksi di sekitar DPR/MPR, menjadi pukulan keras bagi rasa keadilan publik. Peristiwa ini bukan sekadar kecelakaan, melainkan bukti nyata adanya kelalaian aparat dalam melaksanakan prosedur pengamanan yang seharusnya mengutamakan keselamatan warga sipil.
Redaksi menilai, permintaan maaf dari pimpinan Polri tidak cukup. Proses hukum dan etik terhadap anggota Brimob yang terlibat wajib dilakukan secara terbuka agar masyarakat tidak menganggap tragedi ini ditutup-tutupi. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci agar kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian tidak semakin runtuh.
Kasus ini juga menegaskan perlunya evaluasi mendalam terhadap penggunaan kendaraan taktis dalam pengamanan demonstrasi. Kendaraan yang seharusnya melindungi justru menjadi alat yang memakan korban jiwa. SOP pengamanan harus diperbaiki, komando harus jelas, dan aparat harus selalu menempatkan keselamatan manusia di atas segala kepentingan.
Bagi Redaksi, keadilan bagi Affan dan keluarganya adalah keharusan. Negara bukan hanya wajib memberi santunan, tetapi juga memastikan tragedi serupa tidak terulang. Redaksi menegaskan: nyawa rakyat tidak boleh menjadi tumbal atas nama keamanan (***)