![]() |
Ilustrasi: Ekspedisi Palembang Pertama |
Oleh: Roemah Sumatera
Ini Soematra, Ini Roemah Kita!!!
Roemah Soematera, Banyuasin Pos — Awal abad ke-19, Sultan Mahmud Badaruddin II penguasa Palembang merasa mampu untuk melepaskan diri dari belenggu asing pada masa transisi pemerintahan Inggris ke Belanda. Pada tahun 1811, Sultan dengan membuat kegaduhan yang menyebabkan Inggris mengirimkan pasukan untuk meredam tindakan Sultan tersebut. Inggris berhasil meredam kekacauan yang ada dan mengembalikan posisinya ke Palembang.
Pada tahun 1814, Inggris mengembalikan wilayah Sumatra Selatan ke tangan Belanda. Tindakan tersebut, membuat Sultan Mahmud Badaruddin makin kesal dan kembali membuat onar dengan memperbudak penduduk Bengkulu yang masih dibawah otoritas Inggris. Melihat hal tersebut Inggris protes kepada Belanda agar hal tersebut dapat diselesaikan.
Belanda merespon protes Inggris tersebut dengan pendekatan damai kepada Palembang, namun upaya tersebut tidak berlangsung mulus. Pada tahun 1819, ekspedisi dari Batavia dibawah pimpinnan Wolterbeek berangkat untuk menghukum Sultan Palembang. Ekspedisi tersebut memiliki banyak hambatan mulai dari faktor alam Sumatra yang berawa, musim penghujan dan air pasang yang menghalangi pasukan Batavia.
Sultan Palembang juga membangun pertahanan sepanjang sungai Musi tepatnya di Pulau Kemaro dan Plaju. Belanda yang sangat berhati-hati dalam melakukan serangan makin terhambat akibat Sultan Palembang menghanyutkan banyak gelondong kayu di sungai sebagai upaya menghambat laju kapal perang Belanda.
Terjebak di Kawasan rawa di tengah musim penghujan dengan penyakit yang menunggu, Wolterbeek memutuskan untuk menarik kembali pasukan kembali dan Bangka dan Batavia untuk menyusun ulang rencana dan meninggalkan beberapa kapal untuk tetap siaga di muara sungai berjaga agar Palembang tidak mengarah ke Bangka.
Ekspedisi tersebut berakhir dengan kekalahan Belanda dan ekspedisi kedua ke Palembang dilakukan dua tahun kemudian yang pada akhirnya dapat menaklukan Sultan Palembang dan membuatnya untuk sepakat dan tunduk kepada otoritas Hindia Belanda.
Sumber: G, Kepper. (1900). Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900. M.M. Cuvee, Den Haag.(Instagram @roemah _soematera)