Notification

×

Iklan

Iklan

Jangan Pernah Bergendang di Meja! Akibatnya Bikin Merinding…

Selasa, 12 Agustus 2025 | 11.00.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-12T04:00:00Z
Ilustrasi 
Dalam masyarakat Melayu Banyuasin, terdapat sebuah pantangan unik: tidak boleh bergendang di atas meja. Larangan ini diyakini dapat membawa kesialan berupa banyaknya hutang. Lebih dari sekadar kepercayaan, pantangan ini memuat simbol-simbol budaya yang diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari kearifan lokal yang sarat nilai kehidupan. Melaluinya, masyarakat diajarkan untuk menjaga sopan santun, menghormati rezeki, dan memelihara harmoni sosial.

Bagi orang Melayu Banyuasin, meja bukan hanya perabot rumah tangga, melainkan lambang tempat makan, berkumpul, dan berbagi rezeki. Meja memiliki makna sakral karena menjadi wadah keberkahan yang harus dijaga kehormatannya. Bergendang di atas meja dianggap sebagai tindakan tidak hormat, bahkan pelecehan terhadap simbol penting dalam kehidupan, sehingga pantangan ini hadir sebagai pengingat agar seseorang tidak bersikap sembarangan terhadap benda-benda yang memiliki makna khusus.


Pantangan tersebut juga menyiratkan pesan moral tentang pengendalian diri. Bergendang di meja sering dipandang melanggar tata krama, apalagi dalam suasana bersama. Dalam adat Melayu Banyuasin, setiap orang diajarkan untuk bersikap santun, tenang, dan menghargai orang lain di ruang sosial. Melarang tindakan ini berarti menegaskan pentingnya menjaga kehormatan dan etika dalam interaksi sehari-hari.

Ilustrasi 

Makna “hutang” di sini tidak hanya merujuk pada kewajiban materi, tetapi juga tanggung jawab moral dan sosial. Perilaku yang tidak pantas dapat menimbulkan masalah atau merusak hubungan dengan orang lain—masalah yang pada akhirnya “harus dibayar” layaknya hutang. Dengan demikian, pantangan ini mengingatkan setiap orang untuk bertanggung jawab atas perilakunya, khususnya yang dapat mengganggu keharmonisan sosial.


Dari sudut pandang spiritual, larangan ini menegaskan penghormatan terhadap rezeki sebagai anugerah Tuhan. Meja sebagai tempat makan menjadi simbol berkah yang patut dijaga. Bergendang di atas meja dapat dianggap sebagai sikap kurang bersyukur dan tidak menghargai nikmat yang ada. Nilai religius inilah yang membuat pantangan ini tidak hanya bersifat adat, tetapi juga sarat pesan iman.


Pantangan ini berperan sebagai sarana pendidikan budaya bagi generasi muda. Melaluinya, anak-anak belajar untuk menghormati tradisi, menjunjung kesopanan, dan menjaga harmoni keluarga maupun masyarakat. Namun, di tengah derasnya arus budaya modern, pemahaman terhadap larangan ini mulai pudar di kalangan anak muda. Agar tetap relevan, tradisi ini perlu dilestarikan melalui pendidikan, kesenian, dan media yang sesuai zaman.


Pada akhirnya, larangan bergendang di meja bagi masyarakat Melayu Banyuasin bukanlah sekadar pantangan, melainkan cermin dari nilai-nilai luhur—tentang tata krama, penghormatan terhadap rezeki, dan kerukunan sosial. Menjaga tradisi ini berarti menjaga identitas budaya sekaligus mewariskan nilai positif yang tetap bermanfaat di kehidupan modern (***) 

×
Berita Terbaru Update