Kalau mau menguji kekuatan jantung rakyat Indonesia, ternyata caranya tidak perlu serumit menaikkan harga BBM. Cukup bilang saja, “semua tanah rakyat adalah milik negara,” lalu tunggu reaksi publik. Begitulah eksperimen sosial yang, katanya, tidak sengaja dilakukan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid. Ia bilang itu cuma bercanda. Sayangnya, rakyat tidak punya sensor tawa yang peka terhadap humor jenis ini.
Pernyataan itu awalnya terdengar mantap, seperti pengumuman penting. Publik mendengarkan, mencatat, lalu sebagian langsung mencari dokumen sertifikat sambil bertanya-tanya: “Jadi, rumah ini sekarang kontrakan negara?” Begitu videonya viral, jagat maya seperti mendapat bahan bakar gratis untuk debat nasional. Ada yang mengkritik, ada yang heran, dan ada juga yang spontan memeriksa tanah kuburan keluarga—takut tiba-tiba dipagari garis polisi.
Ketika klarifikasi datang, Nusron menjelaskan bahwa maksudnya bukan tanah rakyat, tapi lahan HGU dan HGB yang terbengkalai. Oke, poin masuk akal. Namun, ia juga menambahkan bahwa itu cuma bercanda. Nah, di sinilah letak tragedinya: tidak ada yang tertawa, kecuali mungkin meja konferensi pers yang menahan getar mikrofon.
Memang, bercanda soal tanah di negeri ini itu berbahaya. Tanah bukan sekadar tempat berpijak, tapi juga simbol kehidupan, modal masa depan, dan, untuk sebagian orang, satu-satunya aset berharga. Bercanda soal tanah itu seperti bercanda soal harga beras: bisa membuat suasana mendadak seperti rapat darurat.
Publik tentu mengerti pejabat juga manusia, kadang ingin menyelipkan humor di tengah pidato. Tapi, ada panggung untuk lawakan, ada panggung untuk kebijakan. Kalau bercanda di forum resmi, apalagi soal harta benda rakyat, risikonya tinggi. Bercanda tanpa timing yang tepat itu seperti menari di lantai licin: salah langkah, jatuh sendiri.
Jadi, semoga lain kali para pejabat kita ingat: humor adalah seni, dan seni butuh latihan. Kalau mau lucu, pastikan rakyat bisa tertawa bersama, bukan tertawa getir. Sebab, di tengah hidup yang sudah cukup banyak drama, rakyat butuh hiburan yang mengurangi beban—bukan menambah tekanan darah (***)