Notification

×

Iklan

Iklan

Animasi Merah Putih One For All Dicibir Netizen Karena Kualitas dan Biaya Produksinya yang Miliaran

Minggu, 10 Agustus 2025 | 16.44.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-10T10:32:12Z

 

Trailer Animasi Merah Putih One For All. Sumber: YouTube CGV Kreasi.

Banyuasin Pos — Film animasi "Merah Putih: One For All" jadi sorotan hangat jelang penayangan resminya pada 14 Agustus 2025. Mengusung tema nasionalisme dan kebhinekaan, film ini bercerita tentang delapan anak dari berbagai suku di Indonesia yang berjuang menyelamatkan bendera pusaka merah putih. Namun, niat mulia ini terhalang oleh kritik pedas netizen yang menyasar terutama kualitas animasi yang dianggap jauh dari layak dan anggaran produksi yang fantastis, mencapai sekitar Rp6,7 miliar.


Jika dilihat dari sisi visual, animasi film ini justru mengundang gelak tawa. Grafik yang kaku dan terasa seperti “tugas PPKn” yang dikerjakan terburu-buru, memicu perbandingan yang tak menguntungkan dengan animasi lokal lain seperti "Jumbo" yang lebih rapi dan profesional. Lebih parah lagi, muncul tuduhan penggunaan template animasi atau aset yang dibeli dan diduga menjiplak, mempertanyakan keaslian dan integritas karya.


Sosok sutradara film ini sendiri menjadi misteri yang menambah bumbu kontroversi. Dengan latar belakang yang minim diketahui publik dan desas-desus memiliki koneksi politik, banyak yang meragukan profesionalitas di balik layar. Kecepatan pengerjaan yang terbilang singkat, dari Juni hingga Agustus 2025, juga menjadi sorotan. Apakah mungkin sebuah film animasi sebesar ini bisa selesai dengan kualitas layak bioskop dalam waktu secepat itu?


Anggaran Rp6,7 miliar untuk produksi animasi di Indonesia seharusnya menjadi jaminan kualitas. Tapi ironisnya, apa yang dihasilkan malah sekilas seperti proyek penuh kompromi dan serba terburu-buru. Produser menegaskan dana tersebut berasal dari sumber non-pemerintah dan menjelaskan biaya tersebut mencakup seluruh proses produksi, pengisi suara, musik, serta promosi.


Namun, munculnya kritik yang menyudutkan terutama soal kualitas teknis menjadi panggilan keras bagi industri animasi lokal agar lebih transparan, profesional, dan serius menata kualitas karya. “Merah Putih: One For All” bisa saja diingat sebagai film yang mengusung pesan nasionalisme penting, tetapi sayangnya juga menjadi contoh bahwa anggaran besar tidak selalu berbanding lurus dengan hasil yang memuaskan.


Di tengah riuhnya komentar satir dan kritik, public diajak tetap membuka ruang dialog demi kemajuan industri animasi Indonesia, sembari bertanya: apakah film ini akan benar-benar mampu mengibarkan bendera kebanggaan nasional atau justru terjebak dalam bayang-bayang kontroversi yang menodai niat baiknya?.(***)

×
Berita Terbaru Update