Notification

×

Iklan

Iklan

Senduduk: Buah Eksotis Masa Kanak-kanak

Senin, 11 Agustus 2025 | 07.00.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-11T00:49:57Z

Masa kanak-kanak di desa sering diwarnai oleh beragam kenangan indah, terutama di lingkungan yang masih alami. Pada era 1970-an, di banyak desa kecil di Indonesia, anak-anak kerap menghabiskan waktu bermain di alam terbuka. Salah satu aktivitas yang populer kala itu adalah memetik dan memakan buah Senduduk, atau Senggani. Buah kecil berwarna ungu tua ini bukan hanya menjadi camilan alami, tetapi juga simbol kebersamaan dan keceriaan masa kecil. Bunganya yang berwarna ungu muda menambah keindahan lanskap desa, menjadikan Senduduk bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat pedesaan.


Senduduk, dengan nama ilmiah Melastoma malabathricum, merupakan tanaman perdu yang banyak tumbuh di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini biasanya ditemukan di tepi hutan, pinggir jalan, atau lahan terbuka yang terkena sinar matahari. Di berbagai desa, Senduduk tumbuh subur di sekitar sawah dan kebun warga. Daunnya yang hijau mengilap dan bunganya yang menawan kerap menjadi pemandangan akrab. Selain mempercantik alam, buahnya yang unik selalu menarik perhatian anak-anak.


Secara taksonomi, tanaman ini termasuk dalam:

  • Kingdom: Plantae

  • Divisi: Magnoliophyta

  • Kelas: Magnoliopsida

  • Ordo: Myrtales

  • Famili: Melastomataceae

  • Genus: Melastoma

  • Spesies: Melastoma malabathricum


Senduduk memiliki berbagai nama daerah, seperti Senggani, Harendong, atau Kluruk, tergantung wilayah dan dialek setempat. Nama “Senduduk” sendiri umum digunakan di Sumatera dan Jawa.


Buah Senduduk matang memiliki warna ungu tua hingga hampir hitam, bertekstur lembut, dan sedikit berair. Rasanya manis dengan sedikit sepat, memberikan sensasi segar ketika dimakan langsung dari pohonnya. Dahulu, anak-anak sering mencari pohon Senduduk yang berbuah lebat, lalu menikmatinya bersama-sama. Sari buahnya kerap meninggalkan warna ungu di tangan dan bibir, menambah kesan khas dari pengalaman itu.

Buah Senduduk 


Selain menjadi camilan, buah Senduduk ternyata mengandung manfaat kesehatan. Kandungan antioksidan, terutama antosianin yang memberi warna ungu, berperan melawan radikal bebas dan membantu mencegah penyakit degeneratif. Vitamin C di dalamnya juga bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Di beberapa daerah, buah ini dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi diare dan masalah pencernaan ringan.


Bagian tanaman lain juga bermanfaat. Daun Senduduk digunakan untuk mengobati luka atau peradangan, berkat sifat antibakteri dan anti-inflamasinya. Daun yang ditumbuk halus dapat ditempelkan pada luka kecil untuk mempercepat penyembuhan. Dalam pengobatan tradisional, ekstrak daun juga digunakan untuk mengatasi sariawan, sedangkan akarnya terkadang dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri atau demam.


Meski bermanfaat, konsumsi Senduduk sebaiknya tidak berlebihan karena rasa sepatnya berasal dari tanin yang, jika terlalu banyak, dapat mengganggu pencernaan. Selain itu, karena tanaman ini sering tumbuh liar, penting memastikan buah yang dikonsumsi bebas dari pestisida atau polutan.


Secara ekologis, Senduduk memiliki peran penting. Nektar bunganya menjadi sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu, sementara buahnya dimakan burung-burung kecil. Tanaman ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan mendukung keanekaragaman hayati.


Sayangnya, di banyak desa, keberadaan Senduduk mulai berkurang akibat perubahan tata guna lahan, urbanisasi, dan praktik pertanian modern. Tanaman liar seperti Senduduk sering dianggap gulma dan dibersihkan. Padahal, ia memiliki nilai budaya, ekologis, dan estetika yang layak dilestarikan.


Senduduk adalah bagian dari kekayaan hayati yang mencerminkan keterikatan masyarakat dengan alam. Keberadaannya membawa manfaat bagi manusia maupun lingkungan, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan alam untuk generasi mendatang. Tanaman-tanaman liar seperti Senduduk bukan sekadar penghias alam, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya yang patut dipertahankan (***) 

×
Berita Terbaru Update