![]() |
Foto Kompas.com |
Banyuasin Pos – Dunia pendidikan kembali diguncang kabar mengejutkan. Sebanyak 72 siswa SMAN 5 Bengkulu mendadak diberhentikan dari sekolah. Keputusan tersebut sontak memicu tangis dan kekecewaan mendalam, baik dari para siswa maupun orang tua mereka.
Informasi yang beredar menyebutkan, pemberhentian itu terkait dengan persoalan administrasi yang dianggap tidak sesuai dengan aturan penerimaan siswa baru. Namun, cara penyampaian keputusan yang tiba-tiba membuat banyak pihak merasa terkejut sekaligus kecewa.
Kepala Sekolah SMAN 5 Bengkulu, Bihan, akhirnya buka suara menanggapi polemik ini. Ia mengaku tidak tahu-menahu mengenai adanya isu dugaan praktik "permainan uang" dalam proses penerimaan siswa. “Enggak tahu saya kalau ada permainan uang,” ujar Bihan singkat ketika dimintai keterangan.
Meski begitu, pernyataan itu tidak langsung meredakan kegelisahan publik. Sebagian orang tua menilai kasus ini perlu dikaji lebih dalam, sebab ada dugaan ketidakadilan dalam proses seleksi maupun dalam keputusan mendadak yang diambil pihak sekolah.
Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu dikabarkan tengah melakukan penelusuran lebih lanjut. Pemerintah daerah diminta turun tangan agar nasib puluhan siswa tersebut tidak terkatung-katung. Bagi masyarakat, pendidikan bukan sekadar soal aturan, tetapi juga masa depan generasi muda yang mesti dilindungi.
Isu dugaan adanya "permainan uang" di balik penerimaan siswa baru menambah rumit situasi. Walaupun pihak kepala sekolah membantah mengetahui praktik itu, publik tetap menuntut adanya transparansi. Apalagi, kasus serupa bukan kali pertama mencuat di dunia pendidikan.
Aktivis pendidikan di Bengkulu menilai peristiwa ini harus menjadi momentum perbaikan sistem penerimaan siswa baru. Menurut mereka, jika tidak ditangani secara serius, kasus seperti ini akan terus berulang setiap tahun ajaran baru.
Kini, perhatian masyarakat tertuju pada langkah yang akan diambil pemerintah dan pihak sekolah. Apakah ada solusi adil bagi 72 siswa yang sudah terlanjur bersekolah selama beberapa minggu? Ataukah mereka akan benar-benar kehilangan hak belajar di SMAN 5 Bengkulu? Publik menunggu jawaban tegas dan transparan (***)