Notification

×

Iklan

Iklan

Wali Kota Prabumulih Ngamuk! Anak Luka Serius, Rumah Sakit Swasta Malah Lambat Tangani

Minggu, 27 Juli 2025 | 15.53.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-27T09:49:28Z
Infografis 
PRABUMULIH, BANYUASIN POS - Wali Kota Prabumulih, H Arlan, meluapkan amarahnya setelah anaknya yang mengalami luka cukup serius di bagian kepala tidak mendapat penanganan cepat dari salah satu rumah sakit swasta di wilayahnya. Kejadian ini berlangsung pada Kamis malam, 24 Juli 2025, saat sang istri membawa anak mereka yang berinisial M ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat.

Alih-alih segera mendapatkan tindakan medis, pihak rumah sakit justru dinilai lamban merespons kondisi gawat darurat yang dialami anak Wali Kota. Bahkan, dokter bedah yang bertugas saat itu disebut menolak melakukan operasi dengan alasan tindakan baru bisa dilakukan pada keesokan harinya, Jumat 25 Juli 2025. Padahal, luka di kepala M tergolong dalam dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah risiko yang lebih besar.

Tidak membawa ajudan maupun sopir pribadi, H Arlan dan istrinya datang sendiri ke rumah sakit tersebut dalam kondisi panik. Sayangnya, pelayanan yang mereka terima sangat mengecewakan. Tak ada sambutan sigap dari petugas medis, dan mereka merasa tidak mendapat perhatian yang semestinya untuk kondisi gawat anak mereka.

Merasa tidak bisa mengambil risiko, pasangan ini kemudian memutuskan untuk memindahkan anak mereka ke RS Pertamina Prabumulih. Di rumah sakit milik BUMN tersebut, M langsung mendapatkan penanganan medis berupa operasi ringan dengan 12 jahitan di kepala. Kondisi M kini telah berangsur membaik usai mendapat tindakan cepat dari tim medis RS Pertamina.

Mendapat laporan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Prabumulih langsung bergerak cepat. Plt Kepala Dinas Kesehatan, Djoko Listyano SKM MSi, mengatakan pihaknya telah memanggil manajemen rumah sakit AR Bunda untuk dimintai klarifikasi. Ia menyebut bahwa masalah utamanya bukan penolakan total, melainkan adanya hambatan dalam pelayanan yang seharusnya bisa segera diberikan.

Djoko menekankan bahwa tenaga kesehatan tidak boleh pilih-pilih dalam memberikan layanan. Menurutnya, dalam kondisi darurat, petugas medis harus bertindak cepat tanpa menunda-nunda waktu. Ia pun menyampaikan harapan agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang di kemudian hari karena menyangkut nyawa dan keselamatan pasien.

Lebih jauh, H Arlan juga mengungkap adanya dugaan diskriminasi terhadap pasien BPJS. Ia menuturkan bahwa pada malam yang sama, ada seorang ibu hamil yang hendak melahirkan juga sempat ditolak rumah sakit karena menggunakan layanan BPJS. Setelah terjadi perdebatan antara pihak keluarga dengan petugas rumah sakit, barulah pasien tersebut akhirnya diterima.

Menanggapi kejadian ini secara keseluruhan, H Arlan menegaskan bahwa ia telah menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Prabumulih untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius. Ia meminta agar pelayanan kesehatan di seluruh rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, tidak memandang status pasien dan mengutamakan keselamatan nyawa di atas segala prosedur administratif (***) 
×
Berita Terbaru Update