![]() |
Foto: Meivin.id |
Jakarta, Banyuasin Pos - Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) semakin mencuri perhatian publik setelah polisi mengungkap fakta baru terkait aktivitas terakhir korban. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa ADP sempat berada di rooftop Gedung Kemlu selama 1 jam 26 menit pada malam sebelum kematiannya. Yang mencurigakan, korban terlihat membawa tas gendong dan tas belanja saat naik, tetapi turun tanpa membawa keduanya. Polisi masih menyelidiki tujuan korban ke rooftop dan keberadaan tas yang hilang tersebut.
ADP ditemukan tewas di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025 lalu dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning dan wajah terbungkus plastik. Sidik jari korban ditemukan pada lakban, namun tidak ada tanda-tanda kekerasan atau barang berharga yang hilang. Polisi juga menyatakan bahwa kamar kos korban dalam keadaan terkunci dari dalam, menambah misteri apakah kematian ini akibat bunuh diri atau ada keterlibatan pihak lain.
Salah satu titik kunci penyelidikan adalah hilangnya ponsel ADP, yang hingga kini belum ditemukan. Padahal, ponsel tersebut dinilai penting untuk melacak jejak digital dan komunikasi terakhir korban. Sementara itu, hasil laboratorium forensik (labfor) telah keluar dan sedang dalam proses sinkronisasi dengan bukti lain sebelum diumumkan ke publik. Polisi berjanji akan memberikan kesimpulan dalam waktu dekat.
Spekulasi pun bermunculan, termasuk dugaan keterkaitan kasus ini dengan perdagangan orang (TPPO), mengingat ADP pernah menjadi saksi dalam sidang TPPO di Jepang. Namun, pihak Kemlu meminta publik tidak berspekulasi dan menunggu hasil resmi penyelidikan polisi. Rekan-rekan ADP menggambarkannya sebagai diplomat yang kompeten dan aktif menangani perlindungan WNI di luar negeri, termasuk di wilayah konflik seperti Timur Tengah.
Hingga saat ini, Polda Metro Jaya telah memeriksa 15 saksi, termasuk keluarga, rekan kerja, dan penghuni kos sekitar. Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menegaskan penyelidikan dilakukan secara ilmiah dan komprehensif, termasuk autopsi psikologi untuk memahami kondisi mental korban sebelum meninggal. Masyarakat pun menantikan kejelasan atas kasus yang penuh teka-teki ini. (***)