![]() |
| Banjir dan longsor di Sumatra menewaskan 708 orang dan 499 hilang. BNPB prioritaskan pencarian, distribusi logistik, dan pemulihan infrastruktur vital. Dok: BNPB |
Banyuasin Pos — Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah provinsi di Pulau Sumatra menelan 708 korban jiwa hingga Selasa sore, sementara 499 orang dilaporkan hilang, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).(2/12).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan data tersebut dalam keterangannya melalui siaran langsung. “Hingga sore ini, total korban meninggal dunia 708 jiwa, sedangkan jumlah yang masih hilang tercatat 499 orang,” ujar Abdul Muhari.
Sumatra Utara tercatat sebagai provinsi paling terdampak dengan 294 korban tewas dan 155 jiwa hilang, terutama di wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara. Provinsi Aceh juga mengalami dampak besar; menurut BNPB, 218 orang meninggal dan 227 masih hilang. Di Sumatra Barat, korban tewas dilaporkan 196 orang dengan 117 orang hilang, fokus penanganan berada di Kabupaten Agam dan Padang Panjang akibat material longsor dari kawasan Gunung Singgalang.
Tim gabungan terus memprioritaskan operasi pencarian dan penyelamatan meski menghadapi medan berat dan banyaknya wilayah yang terisolasi. BNPB menginformasikan distribusi bantuan logistik dilakukan melalui jalur darat, laut, dan udara; antara lain pengoperasian enam unit truk berkapasitas 15 ton dan pengiriman 100 ton beras lewat Pelabuhan Sibolga. Untuk dukungan udara, Bandara Silangit menjadi salah satu titik operasi dengan tujuh helikopter yang kini dimanfaatkan, dan pasukan tambahan terus diupayakan.
Abdul Muhari menegaskan bahwa sejumlah daerah masih sangat sulit dijangkau dari darat, termasuk Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang. “Operasi pencarian tetap menjadi prioritas utama meski akses sangat terbatas di beberapa kabupaten,” katanya.
Keterlibatan TNI, Basarnas, serta BNPB dalam operasi logistik dan evakuasi terus ditingkatkan. Pemerintah pusat juga mengirimkan bantuan obat-obatan dan kebutuhan darurat untuk mempercepat respon kemanusiaan.
Selain misi penyelamatan, BNPB menyatakan pemulihan infrastruktur vital menjadi fokus berikutnya, dengan prioritas pada pemulihan jalur transportasi darat, pemulihan jaringan komunikasi, serta pemulihan pasokan energi seperti listrik dan bahan bakar. Semua upaya ini dinilai penting agar proses distribusi bantuan dan akses layanan dasar dapat segera pulih.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lanjutan dan mengikuti arahan petugas tanggap bencana setempat.(***)


