![]() |
| 108 siswa SMAN 1 Suak Tapeh kunjungi Rumah Bari Pesirah Pangkalan Balai untuk proyek kebudayaan; kurator sebut bangunan perlu pemugaran. Foto: Istimewa |
Pangkalan Balai, Banyuasin Pos— Sebanyak 108 siswa SMA Negeri 1 Suak Tapeh bersama guru pendamping dan Kepala Sekolah Dra. Hertining Dyah Listiningrum, M.Pd., melakukan kunjungan edukatif ke Rumah Bari Pesirah Pangkalan Balai, Kamis (6/11/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Kebudayaan Sekolah yang bertujuan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap kebudayaan lokal sekaligus mengumpulkan bahan untuk buku antologi tentang cerita rakyat dan kearifan daerah.
Kepala Sekolah Hertining menjelaskan, program proyek kebudayaan dimaksudkan untuk mengasah karakter dan memperdalam wawasan peserta didik melalui pembelajaran langsung.
“Lewat kunjungan ini siswa belajar bukan hanya dari buku, tetapi dari pengalaman dan cerita lokal. Nanti mereka akan menulis antologi yang mengangkat adat, cerita rakyat, dan keunggulan daerah asal masing-masing,” ujar Hertining.
Para siswa dibagi dalam kelompok kecil (sekitar 15 orang per kelompok) dan dipandu oleh edukator serta kurator untuk melihat koleksi benda bersejarah dan memperoleh penjelasan tentang fungsi dan makna setiap warisan budaya yang tersimpan di rumah adat itu.
Pihak pengelola Rumah Bari Pesirah Pangkalan Balai diwakili oleh Muhammad Hanif, S.Sos., staf bidang kebudayaan yang hadir mewakili Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuasin. Hanif menyampaikan apresiasi atas inisiatif sekolah dan menilai kegiatan semacam ini krusial untuk menjaga identitas daerah.
“Kami menyambut baik keterlibatan pelajar dalam upaya pelestarian cagar budaya. Generasi muda perlu dekat dengan sejarah agar warisan ini tidak hilang,” kata Hanif.
Lebih lanjut Kurator Rumah Bari dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Rasyid, mengungkapkan kondisi fisik bangunan memerlukan perawatan serius. Beberapa bagian lantai mulai rapuh dan atap bocor sehingga pembinaan dan pemugaran menjadi kebutuhan mendesak agar Rumah Bari tetap layak dikunjungi publik.
“Secara teknis saat ini bangunan masih perlu perhatian dan perawatan khusus. Kami menunggu dan berharap dukungan anggaran untuk perbaikan agar dapat menerima lebih banyak kunjungan dengan aman,” ujar Rasyid.
Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin (Juni 2025) mencatat 10 benda koleksi penting yang tersimpan di Rumah Pesirah Marga Pangkalan Balai, antara lain tombak, tongkat, pedang, parang, kopiah, brankas, serta sejumlah guci dan mangkok tradisional, semua menyimpan jejak sejarah lokal yang bernilai.
Kesan positif muncul dari para siswa yang mengikuti kegiatan. Salah seorang peserta, Carli dari kelas X, mengatakan, “Kakak-kakak di sini ramah, rumahnya bersih dan indah, barang-barangnya tersimpan rapi.” Pengalaman langsung ini diharapkan menjadi modal bagi siswa menulis dengan basis pengetahuan lokal yang kuat.
Kunjungan SMA Negeri 1 Suak Tapeh ke Rumah Bari Pesirah menegaskan fungsi pendidikan kebudayaan sebagai jembatan antara generasi muda dan warisan lokal. Selain menghasilkan bahan literasi berupa antologi, kegiatan ini juga memberi sinyal pentingnya dukungan pemugaran cagar budaya agar situs-situs sejarah tetap lestari dan dapat menjadi sumber pembelajaran berkelanjutan.(***)



