![]() |
| Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi |
Menurut Budi Arie, langkah tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia menilai, memperkuat partai yang kini dipimpin Prabowo adalah cara terbaik untuk memperkuat agenda politik nasional yang sudah dirintis Presiden.
“Mohon izin, jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta langsung oleh Presiden di sebuah forum,” ujarnya di hadapan peserta kongres.
Ia menegaskan bahwa niatnya bukan sekadar berpindah haluan politik, melainkan berkontribusi dalam memperkuat stabilitas dan soliditas pemerintahan.
“Kita berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo agar kepemimpinan beliau lebih kuat dan solid,” tambahnya.
Selain membahas arah dukungan politik, Budi Arie juga mengumumkan rencana transformasi organisasi Projo, termasuk kemungkinan mengubah logo Projo yang selama ini menampilkan siluet wajah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Menurutnya, perubahan itu dimaksudkan agar Projo tidak lagi terkesan mengultuskan individu, melainkan berorientasi pada semangat gerakan rakyat yang lebih luas.
“Dalam rangka itu, Projo akan melakukan transformasi organisasi. Salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo,” jelasnya.
Langkah Budi Arie ini menandai babak baru hubungan antara relawan pendukung Jokowi dan pemerintahan Prabowo. Meski demikian, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak Gerindra terkait proses masuknya Budi Arie ke dalam partai tersebut.
Dengan dinamika politik yang semakin cair pasca pelantikan kabinet, langkah Budi Arie dinilai sejumlah pengamat sebagai sinyal kuat bahwa peta dukungan politik nasional tengah bergeser, menuju konsolidasi baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto (***)



