-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Luhut Buka Suara soal Proyek Whoosh, Noorsy: Jangan Berhenti di Satu Nama

Jumat, 31 Oktober 2025 | 15.14 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-31T08:14:01Z

 

Banyuasin Pos — Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan tentang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau yang kini dikenal dengan nama Whoosh kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, di tengah pujian atas kemandirian proyek tersebut, Luhut juga mengakui bahwa dirinya “menerima barang busuk” ketika dipercaya mengurus proyek itu pada masa pemerintahan sebelumnya.


Ekonom senior Ichsanuddin Noorsy menilai, ucapan Luhut bukan hal yang bisa dianggap ringan. “Kalau dia bilang menerima barang busuk, maka publik berhak tahu siapa yang membuat barang itu jadi busuk. Ini soal tanggung jawab,” ujar Noorsy di Jakarta, Jumat (31/10/2025).


Noorsy, yang dikenal kritis sejak era Pansus Bank Bali, menilai ada rantai panjang dalam pengelolaan proyek bernilai triliunan rupiah itu. Menurutnya, Luhut tak bisa dibiarkan berdiri sendiri dalam sorotan. “Kita ingin KPK menelusuri semua mata rantainya—dari Rini Soemarno, Ignasius Jonan, sampai kepada kebijakan Presiden Jokowi. Transparansi itu kunci, agar publik tidak merasa dibohongi oleh narasi pembangunan,” tegasnya.


Pernyataan Noorsy muncul tak lama setelah Luhut, dalam sebuah forum memperingati satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, mengaku proyek Kereta Whoosh memang bermasalah sejak awal. “Saya menerima barang busuk itu proyek, lalu kita coba audit, berunding dengan China,” kata Luhut dalam pidatonya di Jakarta beberapa waktu lalu.


Namun beberapa hari kemudian, nada suaranya berubah. Melalui akun Instagram pribadinya, Luhut justru memuji Whoosh sebagai bukti kemandirian ekonomi bangsa. Ia menyebut proyek tersebut kini mampu menutup biaya operasional tanpa subsidi, bahkan telah melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak Oktober 2023.


Bagi sebagian pengamat, perubahan sikap ini terasa janggal. Noorsy menyebutnya sebagai “penelanan ludah sendiri”. Ia menilai, pujian Luhut terhadap proyek yang sebelumnya ia kritik justru menambah tanda tanya di benak publik.


“Kalau dulu dibilang busuk, sekarang dipuji sehat, maka kita berhak bertanya: kapan sebenarnya proyek itu membaik, dan dengan cara apa?” kata Noorsy.


Kini, semua mata tertuju pada KPK yang sedang menyelidiki dugaan korupsi proyek kereta cepat tersebut. Noorsy berharap, lembaga antirasuah itu berani membuka seluruh rantai pertanggungjawaban, bukan hanya menyoroti satu atau dua nama.


“Yang dibutuhkan rakyat itu bukan siapa yang disalahkan, tapi siapa yang berani jujur,” ujarnya menutup pernyataan (***) 




×
Berita Terbaru Update