![]() |
| Ilustrasi |
Banyuasin Pos – Isu dugaan mark-up anggaran dalam proyek kereta cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh kembali mencuat setelah pernyataan dari mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, yang menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkesan ragu untuk menuntaskan kasus tersebut.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, memastikan bahwa penyelidikan atas dugaan korupsi proyek raksasa transportasi cepat tersebut masih terus berlangsung. Ia menegaskan, lembaganya tidak tinggal diam, namun memilih berhati-hati agar setiap langkah penyelidikan memiliki dasar bukti yang kuat.
“Penyelidikan perkara ini masih terus berprogres. Kami memastikan setiap tahapan dilakukan secara profesional agar alat bukti dan petunjuk yang dikumpulkan benar-benar valid,” ujar Budi di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Budi menyebutkan, proses hukum memang tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Setiap informasi harus diverifikasi secara menyeluruh agar dapat mengungkap siapa saja yang bertanggung jawab di balik dugaan penggelembungan anggaran dalam proyek yang menelan biaya triliunan rupiah itu.
“Bukti-bukti yang valid dan petunjuk yang cukup penting bagi kami untuk membuat terang perkara ini. Karena itu, prosesnya tentu membutuhkan waktu,” tambahnya.
Menurut Mahfud, isu dugaan korupsi dalam proyek Whoosh sudah ramai dibicarakan sejak awal Oktober, terutama setelah pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan dana APBN untuk menutup utang proyek tersebut.
Proyek Whoosh sendiri digadang-gadang sebagai simbol kemajuan infrastruktur Indonesia, namun sejak awal tidak lepas dari kontroversi. Mulai dari lonjakan biaya pembangunan, keterlambatan jadwal, hingga dugaan adanya permainan dalam pengadaan dan kontrak kerja (***)



