![]() |
Ilustrasi |
Banyuasin Pos - Di tengah derasnya arus teknologi dan digitalisasi, banyak yang bertanya: apakah buku masih relevan di dunia pendidikan? Jawabannya: ya, bahkan sangat relevan. Buku tetap menjadi sahabat setia proses belajar, menyajikan pengetahuan yang mendalam, terstruktur, sekaligus membentuk karakter.
Buku teks, misalnya, disusun dengan rapi dan sistematis. Ia tidak hanya memaparkan informasi, tetapi juga membangun fondasi pengetahuan yang kokoh. Inilah yang membuat buku memiliki kedalaman dan konsistensi yang sulit ditandingi oleh media digital.
Membaca buku juga melatih fokus. Berbeda dengan gawai yang sering “menggoda” dengan notifikasi, buku justru mengajak pembaca untuk hening sejenak, berkonsentrasi, dan benar-benar menyelami isi bacaan. Hasilnya, pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi bisa lebih baik.
Lebih jauh lagi, buku mengasah keterampilan berpikir kritis. Teks yang kompleks mendorong siswa untuk menganalisis, mengkritisi, bahkan mempertanyakan argumen. Ini bekal berharga bukan hanya untuk dunia akademik, tetapi juga untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, buku memperkaya kosakata, memperkenalkan beragam gaya bahasa, serta memberi contoh penulisan yang baik. Semua itu mendukung kemampuan menulis siswa agar lebih jelas, runtut, dan meyakinkan.
Buku juga jendela ke banyak perspektif. Dari sastra, biografi, hingga sejarah, buku memperkenalkan siswa pada keberagaman budaya, cara pandang, dan pengalaman hidup di berbagai belahan dunia. Dengan begitu, mereka belajar menghargai perbedaan di tengah masyarakat global yang kian terhubung.
Lebih dari sekadar pengetahuan, buku juga membentuk karakter. Cerita-cerita dalam novel atau kisah nyata sering menyisipkan nilai moral: tentang kejujuran, empati, kerja keras, atau keberanian. Nilai-nilai ini bisa membekas kuat dalam diri siswa.
Jangan lupakan pula peran buku dalam merangsang imajinasi. Buku fiksi, misalnya, mampu membawa siswa berpetualang ke dunia baru, mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi yang segar terhadap tantangan hidup.
Keunggulan lain, buku bisa diakses kapan saja tanpa bergantung pada baterai atau sinyal internet. Ia tahan lama, terjangkau, dan mudah ditemukan di berbagai tempat—dari perpustakaan sekolah hingga lapak-lapak buku bekas (***)