Sawahlunto, Banyuasin Pos – Malam Minggu di Desa Salak, Talawi, Sawahlunto, kian meriah dengan hadirnya Angkringan Central Salak di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Salak, yang juga merupakan salah satu cagar budaya desa ini. Angkringan terbuka ini memadukan suasana sederhana khas pedesaan dengan sentuhan kekinian, menjadi ruang berkumpul warga dan pengunjung dari berbagai daerah.
Spanduk besar bertuliskan “Selamat Datang di Angkringan Sentral Salak” dengan warna merah mencolok menyambut pengunjung di tengah malam, dihiasi cahaya lampu jalan dan lampu hias yang hangat, mengundang siapa saja menikmati kehangatan dan kebersamaan.(13/8)
Deretan stan UMKM di Angkringan Central Salak berjajar rapi menawarkan beragam jajanan lokal Sawahlunto, mulai dari gorengan, bakar-bakaran, minuman segar, hingga aneka jajanan manis. Para pelaku UMKM tidak hanya berjualan tapi juga menampilkan kreativitas dan semangat kebersamaan dalam setiap stan. Angkringan ini pertama kali dibuka pada Sabtu, 2 Agustus lalu, dan sejak itu rutin digelar setiap malam minggu. Malam ini(9/8) menjadi gelaran kedua, yang semakin ramai dan meriah dibanding pekan perdananya. Suasana pasar penuh kehangatan dengan interaksi hangat antara penjual dan pembeli, menjadikan kegiatan jual beli sebagai momen mempererat silaturahmi warga.
Bagi pengunjung, malam Minggu di Angkringan Central Salak bukan sekadar tentang kuliner. Tempat ini menjadi ajang refresing keluarga dan teman, melepas penat di tengah kesibukan sehari-hari. Di sisi lain, acara layar tancap LASAK yang digelar mahasiswa ISI Padang Panjang yang sedang menjalankan KKN di Desa Salak juga memberi warna berbeda. Mereka menggagas program LASAK (Layar Salak), sebuah pemutaran film layar tancap yang menjadi hiburan utama sekaligus ruang apresiasi karya anak muda di tengah masyarakat. Para penonton duduk lesehan di bawah langit terbuka, menyaksikan film edukatif yang mengangkat pesan sosial penting dengan suasana penuh keakraban dan alami.
Foto: Tedi Ekasaputra |
Mawar Afrisa, mahasiswa KKN ISI Padang Panjang sekaligus penggagas film tersebut, menyampaikan harapannya, “Lewat film ini, saya ingin memberikan pesan penting kepada para orang tua dan calon orang tua agar tidak bertengkar di depan anak, karena dapat meninggalkan luka dan merusak psikologis mereka.” Film ini menjadi pengingat akan pentingnya menciptakan lingkungan yang penuh kasih bagi pertumbuhan anak-anak.
Event malam minggu di Angkringan Central Salak bukan hanya menjadi hiburan sederhana, melainkan juga sarana edukasi sosial yang menyentuh hati masyarakat sekaligus memperkuat ikatan komunitas. Kombinasi kuliner khas dan budaya lokal melalui layar tancap membuat kawasan PLTU Salak semakin dikenal sebagai pusat kegiatan positif yang mengangkat potensi daerah dan meningkatkan pariwisata lokal.(Suci Rahmadhani)