![]() |
Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI Rahayu Saraswati |
Banyuasin Pos – Langkah mengejutkan datang dari Rahayu Saraswati, anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI sekaligus keponakan Presiden Prabowo Subianto. Perempuan yang akrab disapa Sara ini menyatakan mundur dari kursi legislatif pada Rabu (10/9/2025) melalui akun Instagram pribadinya.
Dalam sebuah video berdurasi enam menit, Sara dengan nada tenang mengucapkan permohonan maaf sekaligus pamit kepada publik. Ia menegaskan bahwa pengunduran dirinya adalah keputusan yang diambil dengan penuh kesadaran, meski tidak mudah. "Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai anggota DPR RI," ucapnya.
Sara, yang sejak awal periode duduk di Komisi VII DPR, masih ingin menyelesaikan satu tugas terakhir: mengawal pengesahan RUU Kepariwisataan. Baginya, itu adalah bentuk tanggung jawab moral sebelum resmi meninggalkan parlemen.
Alasan pengunduran diri Sara tidak lepas dari polemik pernyataan yang ia sampaikan dalam sebuah siniar Antara TV Indonesia pada Februari lalu. Potongan video dari perbincangan tentang kewirausahaan itu mendadak viral pada pertengahan Agustus, memicu reaksi keras di media sosial. Sara dianggap meremehkan masyarakat karena menyebut “bergantung pada pemerintah untuk pekerjaan hanya terjadi di zaman kolonial.”
Meski merasa ucapannya dipelintir, Sara tidak menutup mata atas dampak yang ditimbulkan. “Saya bertanggung jawab penuh. Tidak ada niat sedikit pun untuk merendahkan masyarakat. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ungkapnya.
Sara juga mengakui bahwa dirinya memiliki privilese yang tidak dimiliki semua orang. Kesadaran itu membuatnya ingin lebih rendah hati, sembari berterima kasih kepada warga Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu yang telah mempercayainya duduk di Senayan.
Mundur dari DPR bukan berarti mundur dari politik, tegasnya. Ia berjanji tetap memperjuangkan suara rakyat melalui jalur lain. “Perjuangan untuk Indonesia tidak harus dari kursi di DPR. Selama masih ada rakyat yang belum bisa tersenyum, kita tidak boleh berhenti berjuang,” katanya.
Pengunduran diri Sara terjadi di tengah sorotan publik terhadap sejumlah anggota dewan yang dinonaktifkan partainya akibat pernyataan kontroversial. Gelombang kritik masyarakat yang menguat sejak akhir Agustus ikut mempercepat dinamika ini (***)