![]() |
Lambang Muhammadiyah |
Banyuasin Pos – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akhirnya angkat suara terkait memanasnya aksi massa di Jakarta dan sejumlah daerah pasca meninggalnya Affan Kurniawan, driver ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob saat unjuk rasa.
Dalam pernyataan resmi bernomor 20/PER/I.0/I/2025, Muhammadiyah menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Affan. “Semoga almarhum mendapat balasan terbaik di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan memperoleh keadilan yang semestinya,” tulis pernyataan tersebut.
Muhammadiyah juga menaruh perhatian besar pada para korban luka serta pengemudi ojek online yang ikut menuntut keadilan. Mereka diimbau agar tetap tabah dan tidak terprovokasi oleh isu-isu destruktif yang beredar, terutama di media sosial.
Seruan penting disampaikan Muhammadiyah agar semua pihak menahan diri dan menghentikan segala bentuk tindak kekerasan. “Mari kita bersama-sama mencari solusi atas problem bangsa dengan dialog dan musyawarah disertai sikap keseksamaan yang tinggi,” tegasnya.
Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini juga mengingatkan para elit politik dan pejabat negara untuk lebih peka terhadap aspirasi rakyat. Mereka diminta mawas diri, berperilaku sederhana, dan tidak melukai hati masyarakat yang saat ini tengah menaruh harapan besar pada pemimpin bangsa.
Secara khusus, Muhammadiyah menyatakan dukungan terhadap komitmen Kapolri untuk mengusut tuntas peristiwa tewasnya Affan. Aparat keamanan, kata Muhammadiyah, hendaknya lebih mengutamakan pendekatan persuasif dengan dialog dan menghindari cara-cara represif.
Selain itu, Muhammadiyah mengimbau seluruh lapisan masyarakat, khususnya peserta aksi, agar menyampaikan aspirasi dengan tertib. Masyarakat diingatkan untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya, dan lebih memilih klarifikasi kepada pihak berwenang maupun tokoh panutan.
Pernyataan tersebut juga menegaskan kepercayaan Muhammadiyah terhadap Presiden Prabowo Subianto untuk mendengar aspirasi publik, terutama masyarakat kelas bawah. “Negeri ini memerlukan soliditas dan persatuan yang kokoh di tengah berbagai agenda dan masalah strategis nasional,” bunyi seruan itu.
Muhammadiyah menutup pernyataannya dengan ajakan menjaga persatuan nasional menjelang 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia. Menurut mereka, Indonesia sejauh ini masih dianugerahi stabilitas di tengah gejolak global, dan kondisi tersebut harus dijaga demi masa depan bangsa.
Dengan sikap ini, Muhammadiyah menegaskan posisinya: berduka bersama rakyat, menuntut keadilan ditegakkan, sekaligus menyerukan jalan damai melalui dialog sebagai solusi terbaik bagi bangsa (****)