Notification

×

Iklan

Iklan

Bukan Sekadar “Khilaf”, UI Dinilai Gagal Menjaga Etika Akademik!

Selasa, 26 Agustus 2025 | 19.16 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-26T12:16:54Z
Akademikus Pro-Zionisme, Peter Berkowitz

Banyuasin Pos – Kasus diundangnya akademikus pro-Zionisme, Peter Berkowitz, ke Universitas Indonesia (UI) masih memunculkan perdebatan luas. Meski UI sudah meminta maaf, kalangan akademisi menilai insiden ini bukan sekadar “khilaf”, melainkan menyingkap lemahnya etika dan tata kelola akademik di kampus besar Indonesia tersebut.

Akademisi UI, Rissalwan Habdy Lubis, mengingatkan bahwa memberi ruang kepada pandangan berbeda seharusnya sah dalam dunia ilmiah. “Namun publik mungkin belum siap karena isu ini terlalu sensitif,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Sementara itu, Presidium Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Dodi Faedlulloh, menilai langkah UI keliru sejak awal. Menurutnya, kebebasan akademik memang fundamental, tetapi tidak bisa dilepaskan dari nilai kemanusiaan.

“Undangan itu jelas melukai sensitivitas publik. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi juga menunjukkan kampus terlalu mengejar ‘brand internasionalisasi’ tanpa kritis melihat rekam jejak narasumber,” tegas Dodi.

Ia menambahkan, kampus seharusnya melibatkan senat akademik, pusat kajian, hingga mahasiswa dalam menyeleksi narasumber agar lebih partisipatif. “Kebebasan akademik tidak boleh jatuh menjadi legitimasi bagi narasi kolonialisme, melainkan harus memperkuat posisi kampus sebagai benteng nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Kasus Berkowitz di UI pun kini menjadi pelajaran penting: bahwa kebebasan akademik harus tetap dijalankan dengan hati-hati, sejalan dengan prinsip keadilan, HAM, dan anti-penjajahan (***) 

×
Berita Terbaru Update