![]() |
Ilustrasi |
Di bawah pohon jengkol yang setia menemani, Mang Midun, Jek Pakis, dan Mak Irah kembali berkumpul. Tapi hari ini obrolan mereka agak berbeda nadanya. Mak Irah baru saja dimintai tolong jadi penjamin oleh keponakannya yang terjerat pinjol. “Pinjam dua ratus ribu, tapi seminggu kemudian harus balikin tiga ratus lima puluh ribu. Itu bunga atau karma?” keluhnya. Mang Midun hanya geleng-geleng sambil menyesap kopinya yang makin encer.
Jek Pakis tak mau kalah cerita. Ia pernah iseng main judol alias judi online. “Cuma niatnya buat iseng, siapa tahu hoki. Eh, bukannya untung, malah motor satu-satunya nyaris digadai!” katanya dengan wajah kecut tapi tetap penuh humor. Mak Irah nyeletuk, “Makanya jangan main iseng sama aplikasi, main iseng tuh cukup sama tebak-tebakan receh.”
Mereka bertiga sepakat bahwa dunia digital sekarang ini bukan cuma soal medsos dan gosip seleb. Banyak jebakan manis yang ujungnya pahit. Mang Midun bercerita tentang temannya yang sampai ngumpet dari penagih utang digital. “Dulu penagih utang itu datangnya naik motor, sekarang cukup WA rame-rame ke semua kontak HP. Canggih sekaligus nyebelin.”
“Yang lebih ngeri itu judol,” kata Mak Irah sambil melipat karung belanja. “Orang miskin jadi ngerasa bisa kaya instan. Padahal yang kaya tetap yang bikin aplikasi.” Mereka tertawa getir, karena tahu bahwa realita memang tak seindah iklan bonus chip dan promo bunga ringan.
Bagi mereka, hidup memang berat. Tapi menjadikan pinjol dan judol sebagai jalan keluar sama saja menukar nasi bungkus dengan bom waktu. Mang Midun bilang, “Kalau memang hidup susah, ya dijalanin pelan-pelan. Jangan sampai demi lima ratus ribu, kita kehilangan akal sehat dan ketenangan tidur.”
Di akhir obrolan, mereka menyimpulkan: teknologi bisa jadi sahabat, bisa juga jadi jebakan. Tergantung bagaimana kita menanggapinya. “Kita ini rakyat kecil,” kata Jek Pakis sambil berdiri, “tapi jangan sampai pikiran kita juga dikecilkan oleh godaan besar yang ujungnya menjerat.” Mereka pun pulang, bukan dengan dompet tebal, tapi dengan kesadaran bahwa warung kopi dan tawa masih lebih menenangkan daripada notifikasi dari aplikasi berlogo senyum palsu (Wak Marji)
Langsung jadi yang terdepan dengan mengikuti berita dan artikel pilihan setiap hari di genggamanmu!
Gabung sekarang ke WhatsApp Channel Banyuasinpos.com—cukup klik https://whatsapp.com/channel/0029VbBHumrCnA7qJz2aaw2O, Rasakan sensasi dapat kabar tercepat—kapan saja, di mana saja! Jangan sampai ketinggalan, ayo join sekarang juga!