Notification

×

Iklan

Iklan

Selamat Jalan Pak Kwik

Selasa, 29 Juli 2025 | 15.00.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-29T08:00:00Z


Oleh: M. Irwan P. Ratu Bangsawan 
Pimred Banyuasin Pos

Di tengah riuhnya debat ekonomi dan politik yang kadang membuat kepala pening, nama Pak Kwik Kian Gie selalu hadir sebagai suara jernih yang tak terbeli. Sosoknya tenang, tutur katanya lembut, tapi isi pikirannya bisa membuat siapa pun terdiam dan berpikir ulang. Kini, ketika kabar duka datang bahwa beliau telah pergi untuk selamanya, rasa kehilangan itu tidak hanya dirasakan oleh para ekonom dan politisi, tapi juga oleh rakyat biasa yang diam-diam pernah mengaguminya dari jauh.


Pak Kwik bukan sekadar ekonom. Ia adalah guru kehidupan yang mampu menjelaskan konsep ekonomi dengan bahasa manusia biasa, bukan dengan angka-angka yang membingungkan. Ia menolak tunduk pada arus, bahkan ketika mayoritas memilih diam. Dari layar kaca hingga ruang parlemen, beliau berdiri tegak membawa nurani, bukan ambisi.


Dalam sejarah jabatan publik, beliau menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi dan Kepala Bappenas, namun yang lebih membekas bukan gelarnya, melainkan prinsipnya. Ia berani berbeda, dan keberaniannya bukan untuk mencari sensasi, melainkan karena keyakinan pada apa yang dianggap benar. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai nasionalis sejati.


Meski lahir sebagai minoritas, Pak Kwik tidak pernah mengecilkan dirinya. Ia justru membesarkan bangsa ini dengan pikiran-pikiran besar. Lewat lembaga pendidikan yang ia dirikan, ia membuktikan bahwa perjuangan tidak harus lewat kekuasaan, tapi juga lewat ilmu. Ia adalah bukti bahwa integritas tidak pernah ketinggalan zaman.


Kini, suara khas itu telah tiada, tapi gema pikirannya masih akan terus terdengar. Di tengah dunia yang semakin pragmatis, jejak idealisme Pak Kwik akan menjadi pengingat bahwa keberpihakan pada rakyat tidak boleh menjadi pilihan kedua. Bahwa dalam kebijakan ekonomi, manusia harus tetap menjadi pusatnya.


Selamat jalan, Pak Kwik. Terima kasih telah menjadi kompas moral di tengah kabut kepentingan. Terima kasih telah membuktikan bahwa menjadi cerdas itu penting, tapi menjadi jujur jauh lebih bermakna. Semoga jalanmu terang, seperti terang yang selama ini kau nyalakan bagi negeri ini (***) 

×
Berita Terbaru Update