![]() |
Ilustrasi wajah yang tidak glowing |
Oleh: M. Irwan P. Ratu Bangsawan
Pimred Banyuasin Pos
Pernyataan menarik datang dari Kepala BKKBN, Prof. Budi Setiyono. Menurutnya, wajah orang Indonesia yang sering terlihat kusam dan kurang glowing bukanlah soal genetik atau kurangnya skincare, melainkan karena kadar hormon stres (kortisol) yang tinggi akibat beban hidup yang berat. Ya, wajah kita bukan kurang serum, tapi kelebihan tekanan.
Logikanya sederhana tapi menohok: bagaimana wajah bisa bersinar kalau tiap hari dibayangi kekhawatiran soal uang belanja, biaya sekolah anak, atau cicilan motor yang belum lunas? Kortisol, hormon yang meningkat saat kita stres, ternyata bisa mengacaukan tampilan wajah, membuatnya terlihat lelah, kusam, dan jauh dari cerah alami. Jadi, kalau wajah Anda terlihat kusut, mungkin bukan karena Anda malas merawat diri, tapi karena hidup terlalu banyak minta perhatian.
Prof. Budi bahkan membandingkan kondisi ini dengan perbedaan wajah antara warga Korea Selatan dan Korea Utara. Meski berasal dari etnis yang sama, perbedaan tingkat kesejahteraan membuat warga Korsel tampak lebih segar dan cerah. Analogi ini menyadarkan kita bahwa kecerahan wajah juga adalah cermin dari kualitas hidup.
Tentu saja, pemerintah tak tinggal diam. Ada upaya melalui program seperti makan bergizi gratis, koperasi, dan sekolah rakyat. Tapi, seperti diakui sendiri oleh Prof. Budi, belum semua rakyat merasakan efeknya. Maka, wajar jika wajah kita belum ikut glowing, karena mungkin sistem yang menopang kita masih belum cukup kuat.
Jadi, jika Anda masih bertanya, “Mengapa wajah saya tidak glowing?” mungkin jawabannya bukan di rak skincare, tapi di neraca keuangan rumah tangga dan sistem sosial yang belum sepenuhnya berpihak. Wajah kita adalah saksi dari realitas hidup. Dan untuk membuatnya bersinar, barangkali kita perlu lebih dari sekadar masker wajah, kita perlu negara yang betul-betul peduli (***)