 |
| Cuaca ekstrem berkepanjangan membuat Pemprov Sumbar menetapkan tanggap darurat 14 hari. BMKG perpanjang peringatan hingga 29 November. Foto: Istimewa |
Padang, Banyuasin Pos – Hujan yang tak kunjung reda, langit kelabu yang menyelimuti, serta aliran sungai yang terus meninggi dalam beberapa hari terakhir membuat warga Sumatera Barat mulai merasakan kekhawatiran yang semakin nyata. Gelombang bencana hidrometeorologi—mulai dari banjir, banjir bandang, hingga longsor—melanda berbagai daerah tanpa jeda.(26/11)
Di tengah situasi yang semakin mengkhawatirkan itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akhirnya mengambil langkah tegas. Melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 360-761-2025, Sumbar ditetapkan dalam status Tanggap Darurat Bencana Alam selama 14 hari, mulai 25 November hingga 8 Desember 2025.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, menyampaikan bahwa keputusan ini bukan tanpa alasan. “Ada 13 kabupaten dan kota yang terdampak. Kondisi ini memerlukan respons cepat dan terkoordinasi,” ujarnya dalam rapat koordinasi yang digelar Rabu siang.
Situasi semakin genting setelah BMKG Minangkabau memperpanjang peringatan cuaca ekstrem hingga 29 November 2025. Perkembangan bibit Siklon Tropis 95B dan dinamika atmosfer disebut menjadi pemicu utama kondisi yang tak kunjung membaik.
“Durasi cuaca ekstrem lebih panjang dari perkiraan semula. Masyarakat diharapkan tetap siaga dan mengikuti informasi resmi,” ungkap Arry, mengutip data BMKG.
Daerah seperti Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, dan Bukittinggi* bahkan telah lebih dulu menetapkan status tanggap darurat, mengingat derasnya dampak yang dialami warganya.
Dengan status tanggap darurat provinsi ini, pemerintah kini dapat mengerahkan sumber daya lebih cepat—mulai dari evakuasi, bantuan logistik, hingga penanganan warga terdampak—sementara masyarakat terus berharap agar cuaca segera kembali bersahabat.(***)
.png)
