Pangkalan Balai, Banyuasin Pos— Finalis Putera Prestasi Indonesia 2025, Rama Doni, melakukan kunjungan budaya ke Rumah Bari Depati Abdul Majid, rumah adat bersejarah milik Pesirah Marga Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin, yang berdiri sejak tahun 1901. Rumah tradisional berarsitektur Melayu ini menjadi saksi perjalanan pemerintahan adat di wilayah Banyuasin.
Kunjungan yang berlangsung pada Selasa (11/11/2025) itu menjadi bagian dari kepedulian Rama Doni terhadap pelestarian warisan budaya daerah. Ia menilai, rumah adat bukan sekadar bangunan tua, melainkan sumber identitas dan jati diri masyarakat setempat.
“Saya merasa terhormat bisa berkunjung ke tempat bersejarah ini. Rumah Bari bukan hanya peninggalan fisik, tapi juga simbol nilai dan semangat para leluhur Banyuasin,” ujar Rama Doni di sela kunjungan.
Dalam kegiatan tersebut, Rama Doni didampingi oleh Hanif, edukator dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuasin, serta dua kurator, Rasyid dan Aris. Mereka memandu Rama menelusuri setiap ruangan, menjelaskan sejarah panjang rumah dan kisah kepemimpinan Depati Abdul Majid, salah satu tokoh penting masa pemerintahan marga Pangkalan Balai.
Di dalam rumah, Rama menyaksikan langsung koleksi benda-benda peninggalan bersejarah, mulai dari guci keramik, tongkat pesirah, senjata tradisional, hingga kopiah asli milik Depati Abdul Majid. Semua artefak itu tertata rapi dan berada di bawah perawatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin.
“Koleksi di sini bukan hanya barang antik, tetapi bukti kehidupan sosial dan nilai-nilai kepemimpinan masa lalu. Kami terus berupaya menjaga dan membuka ruang edukasi bagi generasi muda,” jelas Aris, kurator dari Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin.
Meski demikian, kondisi fisik bangunan mulai memerlukan perhatian serius. Beberapa bagian lantai kayu dan atap tampak rapuh dimakan usia. Hanif selaku edukator berharap tetap terus melayani masyarakat yang berkunjung ke Rumah Bari Pesirah Pangkalan Balai ini, dengan meningkatnya antuasias kunjungan semoga keadaan bangunan ini mendapat perhatian dan perawatan khusus agar dapat segera direalisasikan agar Rumah Bari Depati Abdul Majid tetap kokoh dan aman dikunjungi.
“Antusias masyarakat terutama kalangan pelajar dari berbagai sekolah yang mengunjungi bangunan cagar budaya ini semakin besar, ini menjadi tolak ukur yang positif, apalagi kondisi bangunan ini sudah melewati lebih dari seabad sejarah. Perlu perawatan dan pemugaran agar tidak rusak. Kami ingin rumah ini tetap menjadi pusat pembelajaran sejarah Banyuasin,” ujarnya.
Rama Doni mengaku kunjungan ini memberinya pengalaman berharga tentang pentingnya mengenal akar budaya sendiri. Menurutnya, generasi muda tidak boleh hanya bangga pada modernitas, tetapi juga harus menanamkan rasa hormat terhadap warisan leluhur.
“Pelestarian budaya adalah bentuk prestasi juga. Saya belajar bahwa cinta terhadap budaya lokal adalah bagian dari cinta pada Indonesia,” tutup Rama Doni.(***)


