![]() |
Rektor SiberMu Dr. Bambang Riyanta (foto muhammadiyah org.id) |
Universitas Siber Muhammadiyah (SiberMu) menggelar SiberMu National Seminar on Business, Technology, and Health (SINABTECH) di Ballroom SMTORIUM, SM Tower Malioboro, Yogyakarta, Kamis (17/10). Seminar nasional yang mengangkat tema “Transformasi Digital yang Berdampak: Artificial Intelligence (AI), Pendidikan, dan Kolaborasi Lintas Sektor Menuju Indonesia Emas 2045” ini menjadi wadah diskusi lintas bidang dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan yang semakin pesat.
Rektor SiberMu, Dr. Bambang Riyanta, dalam paparannya menegaskan bahwa kehadiran AI membawa dampak yang sangat besar terhadap arah peradaban manusia. Ia menyebut bahwa pengaruh teknologi tersebut bahkan melampaui penemuan api, listrik, dan internet.
“AI bukan sekadar teknologi atau inovasi teknik, melainkan fenomena peradaban yang mengubah cara manusia berpikir, belajar, dan berinteraksi. Dunia telah berubah secara fundamental karena AI, meski banyak yang belum menyadarinya,” ujar Dr. Bambang.
Lebih lanjut, ia menyoroti perkembangan pesat teknologi global, termasuk inovasi Brain-Computer Interface (BCI) oleh perusahaan Neuralink milik Elon Musk yang telah melakukan penanaman chip di otak manusia. Menurutnya, fenomena tersebut menunjukkan bahwa batas antara kemampuan manusia dan mesin semakin menipis.
Dalam konteks pendidikan, Dr. Bambang menjelaskan bahwa kehadiran AI membawa tantangan baru bagi dunia akademik. Ia mengutip pernyataan CEO OpenAI, Sam Altman, yang menyebut bahwa generasi mendatang tidak akan pernah lebih pintar dari AI karena percepatan teknologi yang luar biasa. “Di beberapa universitas ternama seperti Harvard dan MIT, sejumlah mahasiswa memilih keluar karena merasa pendidikan formal tidak lagi relevan di era AI,” jelasnya.
Sebagai universitas berbasis digital, SiberMu telah mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam berbagai aspek akademik. Kampus ini memanfaatkan lebih dari 40 aplikasi digital yang mencakup layanan administrasi, sistem pembelajaran berbasis AI, serta analisis data penerimaan mahasiswa secara real-time. “Kami menggunakan AI untuk membaca tren dan perilaku calon mahasiswa, dan hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pendaftar tahun ini,” ujarnya.
Dr. Bambang juga menegaskan pentingnya penerapan etika dalam pemanfaatan AI. Ia menyampaikan bahwa SiberMu telah menetapkan pedoman penggunaan AI melalui Surat Keputusan Rektor yang membagi peran teknologi tersebut dalam kegiatan akademik, yaitu sebagai asisten belajar (10%), fondasi akademik (40%), dan inti karya intelektual (50%).
“Kami berupaya memastikan bahwa penggunaan AI tetap dalam koridor etika dan tanggung jawab akademik,” tegasnya.
Ke depan, SiberMu berencana mengembangkan kampus virtual imersif yang memungkinkan dosen dan mahasiswa berinteraksi melalui ruang digital tiga dimensi. Inovasi ini diharapkan dapat memperluas pengalaman belajar dan memperkuat kompetensi mahasiswa dalam bidang teknologi dan critical thinking.
Melalui forum SINABTECH 2025, SiberMu menegaskan komitmennya sebagai pelopor pendidikan digital yang adaptif dan berorientasi pada kemajuan peradaban. Seminar ini juga menjadi ruang penting bagi para akademisi dan praktisi untuk membahas pemanfaatan AI secara etis, inklusif, dan berkelanjutan dalam menghadapi era transformasi digital (***)