 |
| Presiden Prabowo Subianto melantik menteri hasil resuffle jilid I |
Banyuasin Pos – Suasana Istana sore ini (8/9) terasa khidmat. Presiden Prabowo Subianto akhirnya mengumumkan reshuffle pertama Kabinet Merah Putih sejak ia resmi memimpin. Beberapa wajah lama harus menanggalkan jabatannya, sementara nama-nama baru masuk membawa harapan segar.
Momen pelantikan berlangsung sederhana namun penuh makna. Prabowo memandu langsung pembacaan sumpah jabatan para menteri. Kalimat sakral itu menggema di ruangan, seakan menjadi pengingat bahwa setiap kursi di kabinet bukan sekadar jabatan, melainkan amanah rakyat.
Salah satu keputusan yang paling menyedot perhatian publik adalah digantinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Purbaya Yudhi Sadewa kini dipercaya memegang kendali perekonomian negara. Langkah ini tentu menimbulkan beragam reaksi, mengingat Sri Mulyani selama ini dikenal sebagai sosok teknokrat andal yang disegani dunia.
Tak hanya itu, Menkopolkam Budi Gunawan dan Menpora Dito Ariotedjo juga resmi diberhentikan. Begitu pula Budi Arie Setiadi dari Kementerian Koperasi serta Abdul Kadir Karding dari Kementerian P2MI. Mereka kini digantikan oleh figur baru yang diyakini lebih sesuai dengan arah kebijakan Presiden.
Dalam daftar nama yang dilantik, ada Mukhtarudin yang dipercaya memimpin Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Kepala BPMI. Kemudian Ferry Juliantono menduduki kursi Menteri Koperasi, sementara urusan haji dan umrah kini ditangani oleh Irfan Yusuf dengan Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai wakilnya.
Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, reshuffle ini tidak dilakukan secara mendadak. Presiden, kata dia, sudah lama melakukan evaluasi dan menerima berbagai masukan sebelum akhirnya mengambil keputusan. “Bapak Presiden ingin memastikan kabinet tetap solid dan mampu menjawab tantangan ke depan,” ujarnya.
Pergantian ini tentu bukan sekadar pergeseran jabatan. Ada harapan besar agar wajah baru dalam kabinet bisa membawa energi positif, terutama di sektor ekonomi yang sedang diuji oleh dinamika global. Publik pun menanti, apakah langkah ini akan jadi awal dari kebijakan yang lebih berpihak pada rakyat kecil (***)
.webp)
