 |
| Foto Setneg |
Banyuasin Pos – Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah cepat menanggapi maraknya kasus keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia memanggil langsung Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk memberikan arahan tegas terkait pengelolaan dapur MBG di seluruh Indonesia.
Dalam laporannya, Dadan menyampaikan bahwa hingga kini sudah ada 9.615 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi, dengan jumlah penerima manfaat mencapai sekitar 31 juta orang. Angka tersebut menunjukkan besarnya skala program, namun juga diikuti oleh sejumlah catatan serius.
“Sejak Januari hingga Juli 2025, ada 24 kasus keracunan di 2.391 SPPG. Sementara pada Agustus hingga September, jumlah SPPG bertambah 7.244 unit, dengan 47 kasus keracunan yang terjadi,” ungkap Dadan dalam keterangan resminya.
Ia menambahkan, sebagian besar kasus dialami oleh dapur-dapur baru yang SDM-nya masih minim pengalaman. “Jam terbang petugas masih rendah, sehingga standar higienitas belum sepenuhnya terjaga,” ujarnya.
Presiden Prabowo, menurut Dadan, tidak tinggal diam. Ada empat instruksi utama yang disampaikan, mulai dari evaluasi total dapur MBG, peningkatan pengawasan, pemasangan CCTV di dapur penyedia makanan, hingga penutupan sementara SPPG yang dinilai bermasalah. Langkah ini dimaksudkan agar kepercayaan publik terhadap program tidak runtuh akibat kelalaian teknis.
Program MBG sejak awal digadang-gadang sebagai upaya negara untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas melalui asupan makanan bergizi. Namun, rentetan insiden keracunan membuat pemerintah harus bergerak cepat memperkuat standar pengolahan dan distribusi makanan (***)
