Ilustrasi
Oleh: M. Irwan P. Ratu Bangsawan
Pemimpin Redaksi Banyuasin Pos
Di jalanan kota, di layar gawai, bahkan di ruang tamu kita yang sederhana, kebudayaan pop hadir seperti udara. Musik, film, fashion, dan tren media sosial menyapa tanpa perlu diundang. Kadang ia seperti hiburan ringan, teman pengusir sepi, atau sekadar warna-warni hidup. Tapi di balik alunan lagu yang enak didengar dan tarian TikTok yang menggemaskan, sering kali ada pesan-pesan terselip yang kita telan tanpa sadar.
Kalau ditanya, apakah kebudayaan pop itu alat propaganda atau hiburan? Jawabannya mungkin seperti rasa kopi: tergantung siapa yang menyeduh, siapa yang meminumnya, dan dalam suasana apa. Kalau diseduh oleh kekuatan politik atau kapital, ia bisa jadi propaganda. Tapi kalau diracik oleh jiwa-jiwa kreatif yang hanya ingin bersenandung, ia sekadar hiburan. Bedanya, kadang kita tak sadar sedang disuguhi yang mana.
Lihat saja iklan-iklan yang dibungkus musik catchy. Kita menari, ikut bersenandung, lalu tanpa sadar dompet ikut terbuka. Atau film-film yang menebar semangat nasionalisme berlebihan, tapi di dalamnya terselip kepentingan kelompok tertentu. Begitulah, kebudayaan pop bisa jadi jubah yang indah untuk menutupi wajah propaganda. Seperti badut di pasar malam: lucu, menghibur, tapi juga sedang menjual sesuatu.
Namun jangan buru-buru menyalahkan. Justru kebudayaan pop menunjukkan bahwa manusia itu makhluk yang kreatif sekaligus lugu. Kita butuh hiburan, kita butuh ruang untuk tertawa, bernyanyi, dan mengekspresikan diri. Masalahnya, hiburan ini sering dicuri arah oleh mereka yang pandai membaca selera pasar dan mengubahnya menjadi senjata pengaruh.
Jadi, kebudayaan pop bukanlah hitam-putih. Ia bisa jadi propaganda, bisa juga hiburan, bisa pula keduanya sekaligus. Tugas kita sebagai penikmat bukan menolak atau mengagungkan, melainkan melek: menari boleh, tertawa silakan, tapi jangan sampai kesadaran kita dipasung oleh irama yang sebenarnya dimainkan orang lain. Karena pada akhirnya, hidup ini jangan hanya jadi tontonan, tapi juga tuntunan (***)