Notification

×

Iklan

Iklan

Tradisi Ngundang Orang Melayu Banyuasin

Minggu, 21 September 2025 | 06.30 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-20T23:52:20Z

Ilustrasi Ngundang (banyuasinposdotcom) 

Oleh: M. Irwan P. Ratu Bangsawan

Orang Melayu Banyuasin (OMB) dikenal memiliki tradisi yang khas dalam mengundang tamu ketika akan mengadakan sedekahan atau kenduri. Tradisi ini disebut ngundang, yaitu kebiasaan menunjuk seseorang sebagai petugas untuk mendatangi rumah tetangga satu per satu. Tujuannya sederhana, yakni memberi tahu bahwa akan ada acara, seperti kenduri atau pesta pernikahan, yang perlu dihadiri bersama.


Dalam pelaksanaannya, petugas ngundang selalu menyampaikan bahwa dirinya adalah wakil dari pihak yang mengundang. Cara ini mencerminkan penghormatan sekaligus bentuk kedekatan antara tuan rumah dengan tetangganya. Undangan yang disampaikan secara lisan terasa lebih hangat dan bermakna dibandingkan hanya lewat tulisan.


Bagi masyarakat OMB, tradisi ngundang bukan sekadar formalitas, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial. Melalui undangan yang disampaikan dari rumah ke rumah, masyarakat saling mengenal lebih dekat dan rasa kebersamaan pun tumbuh. Tidak heran jika tradisi ini dianggap sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.


Lebih jauh lagi, tradisi ini juga sering dipandang sebagai simbol status sosial. Semakin banyak tamu yang diundang, semakin tinggi pula penghormatan yang diterima oleh pihak pengundang. Tak jarang ada orang yang bahkan berharap bisa masuk dalam daftar undangan sebagai bentuk pengakuan sosial di tengah masyarakat.


Dalam pelaksanaannya, petugas ngundang memiliki aturan yang perlu dijaga. Pertama, ia harus memperkenalkan diri sebagai wakil dari si pengundang dan menyampaikan maksud kedatangannya. Kedua, ia wajib memberikan informasi jelas mengenai waktu serta lokasi acara agar para tetangga dapat mempersiapkan diri dengan baik.


Setelah semua rumah didatangi, petugas biasanya menyerahkan laporan daftar tamu yang berhasil ditemui kepada tuan rumah. Daftar ini akan ditinjau kembali, apakah ada tambahan atau pengurangan. Dari sinilah kemudian persiapan acara, baik kenduri maupun resepsi, mulai disusun lebih rinci.


Syarat Petugas Ngundang

Menjadi petugas ngundang bukan tugas ringan, karena ia mewakili nama baik tuan rumah. Karena itu, orang yang dipilih biasanya sosok yang komunikatif, supel, dan mampu membangun suasana akrab. Kepercayaan diri serta tutur kata yang baik menjadi syarat mutlak.


Biasanya, mereka yang mendapat kepercayaan adalah orang dewasa yang sudah dikenal luas dan dihormati masyarakat. Selain pengalaman, faktor kepercayaan dari pihak pengundang juga menentukan, sebab tugas ini dianggap membawa nama baik keluarga yang mengundang.


Dalam penampilannya, petugas pria biasanya mengenakan baju Melayu teluk belanga, lengkap dengan kain samping dan kopiah. Pakaian ini sederhana namun tetap berwibawa dengan warna-warna cerah yang khas. Sementara petugas wanita umumnya memakai busana Melayu seperti baju kurung atau kebaya landung yang anggun, dipadukan dengan kain batik dan kerudung.


Kerapian dan kesopanan menjadi hal penting dalam tradisi ini. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada tuan rumah dan tamu, penampilan petugas ngundang juga mencerminkan identitas budaya Melayu Banyuasin yang penuh nilai estetika.


Tradisi Ngundang sebagai Warisan Budaya Takbenda

Tradisi ngundang termasuk salah satu warisan budaya takbenda masyarakat OMB. Nilai yang dikandungnya tidak hanya sejarah, tetapi juga sosial, karena menjadi perekat hubungan antarwarga.


Sebagai warisan budaya takbenda, ngundang masuk dalam kategori kekayaan budaya yang bersifat tak berwujud. Karena itu, langkah-langkah perlindungan dan pelestarian harus terus diupayakan agar tidak tergerus oleh zaman dan hilang dari ingatan generasi muda.


Kesadaran masyarakat menjadi kunci utama. Tradisi ngundang bukan sekadar ritual sosial, tetapi juga sarat kearifan lokal yang penting untuk dikenalkan kepada anak cucu. Dengan begitu, makna kebersamaan yang terkandung di dalamnya tetap terjaga.


Dukungan pemerintah maupun lembaga terkait juga diperlukan, misalnya dengan memberi pelatihan bagi petugas ngundang atau menyediakan bantuan dana untuk kegiatan pelestarian. Dengan langkah itu, tradisi ngundang dapat lebih dikenal dan dihidupkan kembali dalam berbagai kesempatan.


Media massa pun memiliki peran penting. Melalui pemberitaan dan dokumentasi, tradisi ngundang dapat diperkenalkan ke masyarakat luas sehingga nilai-nilai budaya ini tidak hanya bertahan, tetapi juga menginspirasi daerah lain dalam menjaga warisan budayanya.


Meski demikian, upaya pelestarian tetap membutuhkan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah. Warga harus konsisten menjalankan tradisi ini dan menanamkannya pada generasi muda, sementara pemerintah memberikan dukungan agar tradisi ngundang bisa terus berkembang.


Dengan kesungguhan menjaga tradisi ngundang, warisan budaya Orang Melayu Banyuasin akan tetap hidup dan memberi warna bagi kehidupan sosial. Lebih dari itu, tradisi ini juga menjadi identitas yang membanggakan sekaligus inspirasi untuk terus menjaga kebersamaan di masa depan. (***)

×
Berita Terbaru Update