![]() |
Bupati Banyuasin Dr. Askolani, S.H., M.H. |
Banyuasin Pos – Kabupaten Banyuasin semakin mantap menegaskan dirinya sebagai pusat peternakan unggas di Sumatera Selatan. Hal ini terlihat dari pertemuan antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel pada Rabu (3/9/2025). Pertemuan tersebut bukan hanya ajang audiensi biasa, melainkan membahas strategi penting: mulai dari penguatan kesehatan hewan hingga rencana sertifikasi serentak untuk produk unggas Banyuasin.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Banyuasin, Ir. H.M. Syahrial, MT, membuka diskusi dengan penuh semangat. Menurutnya, Banyuasin punya keunggulan besar yang tak dimiliki semua daerah. Dengan luas wilayah mencapai 12.262,75 km², Banyuasin memiliki pasokan pakan alami yang melimpah, baik dari limbah perkebunan maupun rerumputan liar.
“Potensi ini harus benar-benar kita kelola. Banyuasin bisa terus menjadi motor produksi unggas di Sumsel, bahkan lebih jauh lagi,” ungkap Syahrial.
Data yang ada pun membuktikan, Banyuasin menghasilkan telur ayam ras hingga 127 ribu ton per tahun. Surplus telur tersebut kini sudah dipasarkan ke berbagai kota besar di Indonesia. Selain itu, kapasitas pemeliharaan ayam potong di daerah ini mencapai 41 ribu ekor.
Di sisi lain, Banyuasin juga aktif mendukung program Palembang Bebas Rabies 2025. Sebanyak 650 hewan penular rabies telah divaksinasi, dan fasilitas pendukung pun tersedia, seperti dua Puskeswan dan Rumah Sakit Hewan (RSH). Namun, Syahrial tak menutup mata atas tantangan yang ada. “Kami masih kekurangan tenaga medis, sementara pengelolaan pakan juga belum optimal. Dukungan bibit unggul, penerapan teknologi, dan peningkatan kualitas SDM jadi kebutuhan mendesak,” jelasnya.
Apresiasi datang dari Kepala DKPP Sumsel, Ir. Ruzuan Efendi. Ia menilai sektor peternakan Banyuasin telah berkontribusi besar dalam menekan angka kemiskinan. Meski begitu, ia menegaskan pentingnya legalitas kawasan peternakan dalam RTRW. “Ini bukan hanya soal aturan, tapi juga soal daya saing. Dengan adanya sertifikasi dan kepastian kawasan, peternak Banyuasin akan punya nilai tambah lebih,” ujarnya.
Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Sumsel, drh. Jafrizal, MM, menambahkan, sertifikasi serentak akan menjadi kunci sukses program Gerakan Memelihara Unggas (GEMAR TUGAS) yang digagas Banyuasin. Kawasan Air Batu ditetapkan sebagai percontohan, lengkap dengan rencana menghadirkan Puskeswan dan dokter hewan khusus di pusat perunggasan.
Dukungan juga datang dari Balai Veteriner Lampung, yang telah mengeluarkan sertifikat kompartemen bebas Flu Burung dan Salmonella enteritidis untuk salah satu peternakan di Banyuasin. Langkah ini dinilai sebagai pintu masuk untuk persiapan ekspor.
Selain itu, Pemkab Banyuasin juga tengah menyiapkan kawasan penggembalaan umum. Skema ini dianggap lebih hemat biaya karena mengurangi ketergantungan pada pakan, sekaligus membuka peluang kerja sama dengan kawasan hutan produksi. Pemilik lahan dan peternak bisa bekerja sama dengan dukungan asuransi KUR, sehingga peternak swadaya makin kuat.
Bupati Banyuasin, H. Askolani, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat regulasi pendukung. “Kami fokus pada modernisasi peternakan, sertifikasi serentak, serta peningkatan kapasitas SDM. Regulasi akan kami siapkan melalui Perda dan Perbup,” tegasnya.
Namun, tantangan besar tetap menghadang. Ketersediaan jagung sebagai bahan utama pakan masih terbatas. Karena itu, pemetaan cadangan jagung lokal dinilai sangat mendesak. Selain itu, masalah limbah peternakan juga menjadi sorotan. DLHK Banyuasin menilai, perlu ada pelatihan agar limbah bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi.
Kepala BPTU-HPT Sembawa, drh. M. Imron, bahkan menyiapkan gagasan baru berupa agroeduwisata berbasis peternakan. Selain menjadi sarana edukasi, program ini bisa menjadi daya tarik investasi. Integrasi sapi dengan perkebunan sawit juga mulai dilirik melalui metode grazing modern yang efisien sekaligus ramah lingkungan.
Dengan sederet rencana dan inovasi tersebut, Banyuasin optimistis mampu membawa sektor peternakannya ke level yang lebih tinggi. Dari lumbung telur Sumsel, kini Banyuasin tengah menapaki jalan untuk mengibarkan bendera di pasar nasional, bahkan global (***)