Notification

×

Iklan

Iklan

Talam Kapur, Kue Tradisional Orang Melayu Banyuasin Sarat Makna Filosofis

Minggu, 27 Juli 2025 | 10.35.00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-29T04:16:42Z
Koleksi Pribadi M. Irwan P. Ratu Bangsawan


Sembawa, Banyuasin Pos – Di balik kenikmatan kue tradisional "Talam Kapur", tersimpan nilai budaya dan filosofi mendalam yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Melayu Banyuasin. Hal ini diungkapkan oleh Budayawan Banyuasin sekaligus Pamong Budaya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, M. Irwan P. Ratu Bangsawan dalam wawancara eksklusif bersama Banyuasin Pos.


“Talam Kapur bukan sekadar kue pasar atau jajanan sehari-hari. Ini adalah simbol jati diri Orang Melayu Banyuasin (OMB),” ujar M. Irwan


Kue Talam Kapur terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras, tepung tapioka, gula merah, air kapur sirih, daun pandan, dan kelapa parut. Namun, menurut Irwan, kesederhanaan itu justru mencerminkan filosofi hidup masyarakat Melayu yang bersahaja, mengedepankan harmoni dengan alam, dan menghargai proses.


Makna Filosofis Talam Kapur

Irwan menjelaskan bahwa bentuk Talam Kapur yang digulung seperti dadar melambangkan prinsip keterbukaan dan fleksibilitas dalam kehidupan. “Gulungan itu mengajarkan bahwa hidup harus bisa membungkus segala rasa—baik manis, pahit, maupun asin—dalam satu kesatuan yang utuh,” katanya.


Sementara itu, taburan kelapa parut yang gurih dan harum menjadi simbol kebersamaan dan kasih sayang. Dalam budaya Melayu, kelapa sering dianggap sebagai lambang manfaat dan ketulusan, karena semua bagiannya bisa digunakan.


Air kapur sirih, sebagai bahan unik dalam resep ini, mengandung filosofi kemurnian dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup. “Air kapur sirih membuat adonan lebih kokoh dan kenyal. Ini menggambarkan bahwa dalam hidup, kita memerlukan fondasi nilai yang kuat agar tidak mudah rapuh,” jelas Irwan.

Koleksi Veny Weny


Warisan Kuliner yang Harus Dijaga

Talam Kapur biasanya disajikan dalam acara adat, sedekahan, hingga sarapan dan kudapan sore. Kue ini tidak hanya mengisi perut, tetapi juga mengisi batin dengan nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.


Irwan menegaskan pentingnya melestarikan kuliner tradisional seperti Talam Kapur sebagai bagian dari identitas budaya Banyuasin. “Kalau kita tidak merawatnya, maka kita akan kehilangan sebagian dari diri kita sendiri sebagai OMB,” tutupnya.


Dengan kearifan lokal yang terbungkus dalam sepotong kue, Talam Kapur menjadi bukti bahwa makanan bisa menjadi media pelestari budaya dan penanda identitas sebuah bangsa (***)


Resep Talam Kapur



×
Berita Terbaru Update