Banyuasin Pos — Kementerian Kebudayaan memulai rangkaian kegiatan Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia dengan sesi pembuka yang digelar pada Jumat, 25 Juli 2025, di Auditorium Gedung IX, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Acara tersebut dihadiri oleh akademisi, sejarawan, praktisi budaya, mahasiswa, dan masyarakat luas, sekaligus menjadi momentum penting untuk memperkenalkan tujuan besar penyusunan buku sejarah nasional yang lebih inklusif dan berbasis riset terkini. Kegiatan ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Kementerian Kebudayaan untuk memastikan partisipasi publik yang luas.(28/7/2025)
Pada Senin, 28 Juli 2025, rangkaian diskusi berlanjut di Kalimantan, tepatnya di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang digelar secara hybrid melalui Zoom meeting dan pendaftaran luring mulai pukul 09.00 WITA.
Diskusi ini menitikberatkan pada pengayaan narasi sejarah lokal Kalimantan yang selama ini masih minim dalam penulisan sejarah nasional. Partisipasi aktif Sahabat Budaya, akademisi, praktisi budaya, mahasiswa, dan masyarakat umum diperkuat demi menghasilkan buku sejarah yang representatif dan beragam.
Diskusi publik disusun dengan beberapa sesi utama, dimulai dari pemaparan urgensi penulisan sejarah nasional yang kontekstual dan partisipatif, kemudian presentasi draf awal buku sejarah Indonesia mulai dari periode pra-kolonial hingga kemerdekaan. Diskusi kelompok yang mengikuti mengangkat kontribusi daerah-daerah, termasuk penekanan khusus pada sejarah dan budaya Kalimantan.
Melalui siaran langsung YouTube Kementerian Kebudayaan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa saat ini pengerjaan penulisan ulang buku sejarah Indonesia telah mencapai sekitar 80 hingga 90 persen penyelesaian. Buku ini dirancang sebagai karya komprehensif dalam sepuluh jilid dengan total sekitar 5.500 halaman, meliputi sejarah Indonesia dari masa pra-kolonial sampai era modern. Proses penulisan melibatkan 112 sejarawan profesional dari 34 perguruan tinggi dan lembaga riset di seluruh Indonesia.
Fadli Zon menekankan bahwa penulisan ini bertujuan menghasilkan narasi sejarah yang lebih akurat, inklusif, dan relevan dengan perkembangan bangsa, sembari membuka ruang bagi dialog dan saran dari berbagai pihak agar menjadi referensi yang kuat dan inspiratif bagi generasi mendatang.
Lebih lanjut, Fadli Zon menggarisbawahi pentingnya pembaruan narasi sejarah nasional yang sudah lama tertunda dalam beberapa dekade terakhir, khususnya dalam menggambarkan berbagai periode pemerintahan dan peristiwa penting dengan lebih lengkap dan berkeadilan sosial. Pendekatan ilmiah dan keterbukaan menjadi prinsip utama dalam menyusun buku sejarah ini agar mencerminkan identitas bangsa yang utuh dan beragam.
Diskusi pada 28 Juli 2025 juga menegaskan bahwa proyek penulisan ulang buku sejarah ini tidak hanya sekadar dokumentasi, tetapi merupakan usaha membangun memori kolektif bangsa yang inklusif dan berkeadilan sosial. Kegiatan ini merupakan bagian dari empat sesi diskusi yang akan terselenggara di berbagai wilayah Indonesia, yakni Universitas Indonesia (25 Juli), Universitas Lambung Mangkurat (28 Juli), Universitas Negeri Padang (31 Juli), dan Universitas Negeri Makassar (4 Agustus). Langkah strategis ini ditujukan untuk memastikan representasi sejarah dari seluruh wilayah dan budaya Indonesia terakomodasi dalam buku tersebut.
Melalui keterbukaan dan partisipasi publik yang luas, Kementerian Kebudayaan berharap buku sejarah baru ini dapat menjadi sumber edukasi utama dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia dalam memahami perjalanan bangsa secara kritis dan inklusif.
Masyarakat yang berminat mengikuti diskusi lanjutan maupun memberikan kontribusi dapat mendaftar melalui tautan resmi dan mengikuti siaran langsung di kanal YouTube Kementerian Kebudayaan.(***)