Dalam momen bersejarah itu, Perdana Menteri Xanana Gusmao berdiri sejajar bersama sepuluh pemimpin negara ASEAN untuk menandatangani dokumen resmi keanggotaan. Penandatanganan tersebut menandai keikutsertaan penuh Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, sebuah langkah yang telah lama dinantikan. Setelah penandatanganan, seluruh pemimpin berfoto bersama sambil bergandengan tangan—gestur khas ASEAN yang melambangkan persatuan dan kebersamaan.
Acara pembukaan berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre dan dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, yang menjadi tuan rumah sekaligus ketua KTT tahun ini. Seperti dilaporkan Free Malaysia Today dan AsiaOne, prosesi ini menjadi puncak perjuangan panjang Timor Leste selama lebih dari satu dekade untuk bisa bergabung dengan organisasi kawasan tersebut.
Timor Leste pertama kali mengajukan permohonan keanggotaan pada 2011, kemudian diberikan status pengamat pada 2022. Sejak itu, negara berpenduduk 1,3 juta jiwa tersebut aktif mengikuti berbagai pertemuan ASEAN sambil menyesuaikan kebijakan nasionalnya agar sejalan dengan tiga pilar utama ASEAN: politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya.
Penerimaan resmi Timor Leste diumumkan sesaat setelah upacara pembukaan KTT ASEAN. Bagi negara yang meraih kemerdekaan pada 2002 setelah masa panjang konflik dan penjajahan, langkah ini menjadi tonggak bersejarah menuju integrasi penuh dalam komunitas regional yang kini menaungi lebih dari 700 juta penduduk Asia Tenggara.
Para pengamat menilai, bergabungnya Timor Leste mencerminkan komitmen ASEAN terhadap keterbukaan dan kohesi kawasan, meskipun tantangan untuk menjaga persatuan dan relevansi tetap besar di tengah dinamika geopolitik dunia yang kian kompleks.
Selama tiga hari ke depan, para pemimpin ASEAN akan melangsungkan sejumlah pertemuan penting dengan mitra eksternal. Isu-isu seperti ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, situasi di Myanmar, serta penguatan kerja sama ekonomi kawasan diperkirakan menjadi topik utama pembahasan.
Beberapa tokoh dunia yang dijadwalkan hadir antara lain Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Langkah bersejarah ini menegaskan bahwa ASEAN terus bergerak menuju masa depan yang lebih inklusif dan berpengaruh di panggung global (***)



