 |
| Foto Kompas.com |
Direktur Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN, Muhsin Palinrungi, menyampaikan bahwa pelaksanaan NICFF bukan sekadar festival, melainkan bagian dari upaya mempromosikan IKN sebagai kota masa depan sekaligus pusat baru interaksi budaya global. “Festival ini akan menegaskan posisi Kalimantan Timur sebagai simpul budaya dunia,” ujar Muhsin di Penajam, Selasa (29/7).
NICFF 2025 dirancang sebagai wadah kolaborasi lintas budaya, mempertemukan sekitar 50 grup paduan suara dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara. Diperkirakan lebih dari 1.000 peserta akan ambil bagian, menjadikan festival ini sebagai ajang pertemuan kreatif berskala besar dalam bidang seni suara.
Tak sekadar unjuk kemampuan vokal, festival ini juga menyajikan berbagai pertunjukan budaya Nusantara yang menggambarkan keberagaman lokal. Kehadiran seni-seni tradisi dari berbagai daerah akan menjadi kekuatan utama festival untuk menampilkan wajah Indonesia yang kaya, inklusif, dan penuh warna.
"NICFF adalah ruang ekspresi, interaksi, dan apresiasi. Kami ingin menunjukkan bahwa IKN bukan hanya proyek fisik, tapi juga tempat hidupnya seni, budaya, dan komunitas global," kata Muhsin. Festival ini menjadi momentum penting bagi Kalimantan Timur untuk menunjukkan identitasnya di panggung dunia.
Agenda ini diselenggarakan oleh Dewan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Deparekraf) bekerja sama dengan Otorita IKN, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Dukungan penuh dari berbagai pihak diharapkan mampu menjadikan NICFF 2025 sebagai tonggak awal kebangkitan diplomasi budaya dari jantung ibu kota baru Indonesia (***)
